Membangun Kabupaten Seruyan yang Unggul Berbasis Sumberdaya Lokal

Bab V
Hasil gambar untuk kebanggaan kabupaten seruyan


MEMASUKI tahun 2016, Kabupaten Seruyan semakin mudah mengoptimalkan dan memberdayakan potensi sumberdaya alam lokal yang dimilikinya. Hal ini ditandai oleh jasa baik Kementerian Perindustrian yang membangun sentra industri kecil menengah (IKM) di Desa Sungai Undang, Kecamatan Seruyan Hilir. Melalui sentra ini akan dapat dimaksimalkan pengolahan hasil perikanan dan kelautan yang selama ini menjadi salah satu produk unggulan serta banyak digeluti warga masyarakat pesisir Kabupaten Seruyan.  
"Seruyan mendapatkan bantuan pembangunan sentra IKM dari pemerintah pusat melalui Kementerian Perindustrian," kata Sekretaris Daerah Seruyan Haryono, awal 2016 lalu, sembari menambahkan pembangunan sentra IKM dilakukan di lahan seluas 9,5 hektar di Desa Sungai Undang, Kecamatan Seruyan Hilir.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Seruyan ini menjelaskan bahwa keberadaan sentra IKM sebagai sarana untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan pengolahan hasil-hasil sumberdaya alam perikanan dan kelautan yang selama ini menjadi salah satu produk unggulan serta banyak digeluti masyarakat pesisir Seruyan. "Ada dua jenis yang dikembangkan di sentra IKM, yakni produk basah berupa nugget sedangkan produk kering berupa kerupuk serta ikan asin. Kemudian limbahnya juga akan dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Seruyan Laosma Purba menambahkan, pemerintah pusat telah menyetujui pembangunan sentra IKM untuk melokalisasi kegiatan industri kecil menengah di Kuala Pembuang dengan anggaran sekitar Rp26 miliar.
Kawasan terpadu itu didukung sarana dan prasarana yang memadai, mulai dari rumah produksi, gudang, sistem pengolahan limbah, mesin serta peralatan untuk menunjang aktivitas produksi agar dapat menghasilkan produk berkualitas. "Kemudian, sentra IKM ini memang dibangun pemerintah pusat, tapi selanjutnya pengelolaan akan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, karena itu nanti kita akan berupaya agar sentra IKM dapat berjalan maksimal sehingga membawa dampak positif bagi dunia usaha di Seruyan," jelas Laosma Purba.
Selama ini, terang Laosma Purba, sudah ada berbagai produk yang dihasilkan oleh warga masyarakat di Kabupaten Seruyan, baik di sektor perikanan maupun pertanian. Di sektor perikanan terdapat produk kerupuk pipih, amplang, serta terasi. Sementara itu di sektor pertanian ada berbagai produk hasil olahan pisang kepok.
Meski produksi berbagai olahan itu sudah berjalan dan dapat dipasarkan ke beberapa daerah, namun produksi yang dihasilkan tersebut belum terkelola dengan maksimal. "Jadi sentra industri itu dibangun bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi berbagai komoditas yang dihasilkan oleh warga masyarakat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sehingga berbagai produk tersebut layak bersaing di pasaran," kata Laosma Purba.

A.   Visi Menembus Isolasi Memberdayakan Potensi
Kehadiran sentra IKM hanyalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumberdaya alam lokal yang ada di Kabupaten Seruyan. Dan apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Seruyan ini selaras dengan visi-misi yang diformulasikan Bupati Sudarsono beberapa waktu sebelum memenangi Pilkada Kabupaten Seruyan 2013. Dengan memperhatikan berbagai kondisi internal dan eksternal yang ada, Bupati Sudarsono merentang Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Seruyan: MENEMBUS KETERISOLASIAN DAERAH DARI ARUS BARANG DAN JASA SERTA ARUS INFORMASI, MENYAMBUNG DISPARITAS PELAYANAN ANTARA DAERAH HILIR DAN DAERAH HULU, GUNA MENGANTAR MASYARAKAT SERUYAN YANG SEJAHTERA DAN BERKEADILAN.
Visi Kabupaten Seruyan ini memiliki makna sebagai berikut:
·         Menembus keterisolasian daerah: memiliki makna bahwa pembangunan diarahkan untuk membuka akses ke seluruh wilayah Seruyan sehingga terjangkau dan memperlancar pergerakan dan distribusi orang, barang dan jasa.
·         Menyambung disparitas pelayanan: mengandung makna bahwa pembangunan diarahkan untuk pemerataan pelayanan baik di daerah hulu maupun hilir sehingga tercipta optimalisasi dan keseimbangan pembangunan yang dapat dinikmati oleh seluruh warga masyarakat.
·         Sejahtera: bermakna bahwa pembangunan dirahkan untuk menciptakan masyarakat yang sehat, berpendidikan, memiliki daya saing, mampu secara ekonomi dan aman.
·         Berkeadilan: memiliki makna bahwa pembangunan dilaksanakan secara adil dan bijaksana dengan memperhatikan potensi yang dimiliki dan memanfaatkannya secara optimal guna kesejahtearaan rakyat.
Secara lebih sederhana, formulasi visi tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Seruyan akan berusaha mewujudkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan serta menyambung jarak pelayanan yang merata dari daerah hilir ke daerah hulu dari keterisolasian arus barang dan jasa serta arus informasi.
Alat yang dipergunakan dalam mendorong visi tersebut adalah dengan melaksanakan program-program pembangunan melalui sektor pertanian, perkebunan, Hutan, Perikanan, Pertanian, Pertambangan, Pariwisata dan Industri yang merupakan pemberi konstribusi terbesar pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Seruyan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Pemerintah Kabupaten Seruyan kemudian menjabarkan ke dalam sejumlah misi pembangunan Kabupaten Seruyan tahun 2013–2018 sebagai berikut:
* Menciptakan pemerintahan yang bersih, tidak KKN, efisien,  kreatif, inovatif dan profesional;
* Mendorong iklim investasi yang sehat berbasis pada potensi daerah;
* Menciptakan rasa aman bagi warga masyarakat;
* Menciptakan pendidikan formal dan non-formal yang berkualitas dan terakses serta merata;
* Menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas dan merata;
* Membangun infrastruktur dan meningkatkan infrastruktur wilayah yang merata hingga menjangkau pemukiman warga di pedalaman;
* Meningkatkan, mengembangkan dan memberdayakan potensi sumber daya alam, perkebunan, kehutanan, pertanian, perikanan, kelautan, peternakan, pertambangan energi, sumber daya mineral dan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan;
* Meningkatkan kemampuan dan Pengembangan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong pengembangan simpul-simpul ekonomi rakyat utamanya, industri kecil, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa serta koperasi;
* Membangun sektor pariwisata dengan tetap mengedepankan kearifan budaya lokal masyarakat seruyan;
* Menjamin hak-hak masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan;
* Menciptakan kerukunan dan kedamaian serta keharmonisan kehidupan masyarakat Seruyan.
Pelaksanaan misi-misi tersebut untuk menjawab isu-isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah, sebagai berikut:
* Mewujudkan pengelolaan pemerintahan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien;
* Meningkatkan investasi daerah berbasis potensi wilayah yang memberdayakan masyarakat lokal;
* Mewujudkan masyarakat yang tertib hukum dan menghormati hak azasi manusia;
* Meningkatkan cakupan pelayanan dan mutu pendidikan;
* Meningkatkancakupan pelayanan dan mutu kesehatan masyarakat;
* Meningkatkan akses dan membuka keterisolasian wilayah;
* Meningkatkanpenyediaan infrastruktur dasar hingga wilayah pedalaman;
* Mengoptimalkan pengelolaan potensi dan komoditas unggulan daerah guna peningkatan perekonomian daerah;
* Meningkatkan kelestarian lingkungan;
* Meningkatkan nilai tambah dan pendapatan masyarakat.
* Menjadikan industri kecil, rumah tangga dan koperasi serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai penopang perekonomian rakyat;
* Mengoptimalkan pengembangan potensi pariwisata sekaligus melestarikan budaya lokal;
* Meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat;
* Mewujudkan karakter masyarakat yang berakhlak mulia, berprestasi, beriman dan bertaqwa.

B.    Prioritas Membangun Infrastruktur
Untuk membuka keterisolasian daerah dari arus barang dan jasa, mutlak dibutuhkan infrastruktur dan transportasi. Selama ini Kabupaten Seruyan menghadapi permasalahan belum optimalnya penyediaan infrastruktur penunjang khususnya transportasi dan telekomunikasi guna mendukung kelancaan investasi daerah dan arus barang dan jasa.
Masih seputar infrastruktur, Kabupaten Seruyan masih pula menghadapi persoalan belum optimalnya penyediaan terminal dan angkutan umum guna mempermudah akses jalan di setiap kecamatan; belum optimalnya penyediaan fasilitas dermaga transportasi sungai dan laut yang merupakan urat nadi pergerakan aktivitas bongkar muat barang dengan berbagai komoditi; belum optimalnya pengembangan manajemen dan pelayanan transportasi udara yaitu berupa jalur penerbangan di Bandara Perintis Kuala Pembuang; belum optimalnya pengembangan jaringan transportasi antarwilayah guna mendukung perkembangan wisata; dan belum berkembangnya kerjasama pemerintah dan swasta dalam pengembangan transportasi.
Tak pelak, Bupati Surdarsono memprioritaskan pembangunan infrastruktur selama masa pemerintahannya. Pada masa kepemimpinan Sudarsono sampai akhir 2016 lalu pembangunan jalan lintas di wilayah Seruyan yang sedang ditangani kurang lebih sepanjang 500 kilometer. Termasuk di antaranya pembuatan jalan baru kurang lebih 90 kilometer, yaitu dari Desa Baung Kecamatan Seruyan Hilir menuju Pembuang Hulu dan dari Tumbang Manjul menuju Tusuk Belawan.
“Sekarang ini jalan tembus mulai dari Kuala Pembuang sampai dengan Tumbang Langkai sudah dapat dilalui dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Artinya sudah mulai fungsional,” ujar Bupari Sudarsono yang alumni Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Tahun 2018, dengan dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, segera dilakukan pembangunan infrastruktur jalan penghubung dari Desa Bangkal Kecamatan Seruyan Raya menuju Desa Telaga Pulang Kecamatan Danau Sembuluh dengan anggaran sebesar Rp231 miliar.
Selama beberapa tahun ke depan, Seruyan berusaha lebih memfokuskan pembangunan infrastruktur desa yang berkategori tertinggal agar dapat dari lepas dari status kabupaten tertinggal satu-satunya di Kalimantan Tengah.
Selain infrastruktur jalan, Pemerintah Kabupaten Seruyan juga berupaya memperluas infrastruktur jaringan kelistrikan. Bupati Sudarsono menyadari benar bahwa selama ini Kabupaten Seruyan masih berkutat dengan permasalahan belum meratanya fasilitas dan infrastruktur jaringan listrik antar-wilayah yang mampu menjangkau daerah perdesaan dan pedalaman; pemanfaatan batubara dan sumber energi lainnya sebagai alternatif pembangkit tenaga listrik yang belum optimal; belum berkembangnya kerja-sama pemerintah dan swasta dalam pembangunan dan pemeliharaan pembangkit dan jaringan listrik; serta sumberdaya mineral dan pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dengan berbagai langkah dan kebijakan yang cukup strategis di bidang kelistrikan, Bupati Sudarsono berhasil melakukan peningkatan rasio pemakai listrik golongan rumah tangga dari tahun 2013 yang semula pada kisaran 38 persen, tahun 2015 meningkat berada pada kisaran 53 persen. Dan rasio ini diupayakan terus meningkat menjadi sekitar 60 persen pada akhir tahun 2016.
Selain itu, Pemkab Seruyan juga melakukan program percepatan pembangunan jaringan listrik yang bekerja sama dengan PLN. Dengan adanya percepatan pembangunan jaringan listrik ini bakal ada belasan desa di Kabupaten Seruyan yang segera diterangi listrik PLN.

C.   Terus Berikhtiar Keluar dari Ketertinggalan
Masih menyangkut seputar infrastruktur, Pemerintah Kabuoaten Seruyan mengambil langkah strategis dengan menggandeng PT Telkom Indonesia Tbk untuk memperluas jejaring telekomunikasi yang selama ini dirasakan sebagai persoalan krusial di wilayah Kalimantan pada umumnya. Sekitar 90 persen wilayah Kabupaten Seruyan telah terhubung dengan jejaring telekomunikasi, tinggal satu kecamatan yang belum terjangkau jaringan seluler, yakni Kecamatan Suling Tambun. Bupati Sudarsono mentargetkan tuntas pada 2018.
Perluasan jejaring telekomunikasi tidak hanya buat melayani kebutuhan warga masyarakat, namun juga buat memperkuat tekad Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seruyan mewujudkan program smart city atau konsep kota cerdas untuk mendorong percepatan pembangunan.
"Program smart city rencananya mulai kami terapkan tahun 2017," kata Bupati Seruyan Sudarsono suatu waktu. Dia menjelaskan, Pemkab Seruyan telah menggandeng PT Telkom Indonesia Tbk untuk mengimplementasikan konsep kota cerdas.
Awal 2017 PT Telkom Indonesia Tbk telah memulai pemasangan jaringan di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di jajaran Pemkab Seruyan. "Sedangkan untuk desa dan kelurahan akan mulai diterapkan mulai pertengahan 2017," Sudarsono menerangkan.
Program kota cerdas yang diadopsi dalam konsep electronic office (e-office) adalah dengan mengoneksikan semua jaringan perkantoran ke dalam satu jaringan yang dipusatkan di kantor bupati. Melalui konektivitas seluruh jaringan ini, berbagai pekerjaan --khususnya komunikasi semua SKPD-- akan berjalan lebih cepat dan lebih mudah.
"Gambarannya semua kantor, kecamatan, desa dan kelurahan akan terkoneksi dalam satu jaringan, sehingga masing-masing SKPD khususnya kepala daerah bisa memantau perencanaan dan pelaksanaan program secara daring," tutur Sudarsono.
Menurut Sudarsono, program kota cerdas sudah terbukti sukses dapat mendorong percepatan pembangunan di beberapa kota di Republik Indonesia. Salah di antaranya adalah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang telah menerapkan konsep kota cerdas sejak tahun 2014 lalu.
Selain percepatan pembangunan, konsep kota cerdas juga mendorong terwujudnya keterbukaan informasi publik. Hal ini dimungkinkan karena konsep kota cerdas ditunjang penyediaan aplikasi yang dapat diakses masyarakat umum untuk mengetahui apa yang akan, sedang dan telah dilakukan oleh pemerintah.
"Intinya dengan menerapkan konsep kota cerdas, kami berharap pembangunan yang dilakukan Pemkab Seruyan dapat menjadi lebih baik dan lebih cepat," tuntas Sudarsono.
Bupati Sudarsono mengakui bahwa percepatan pengadaan infrastruktur saja tidaklah cukup untuk memperkuat tekad Kabupaten Seruyan keluar dari ketertinggalan dibandingkan kabupaten-kabupaten lain di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah khususnya dan Indonesia pada umumnya. Minimal juga harus dilakukan pembenahan pada sector kesehatan dan pendidikan.
Pada sektor kesehatan, Kabupaten Seruyan masih menghadapi persoalan kekurangan dan persebaran tenaga kesehatan yang tidak merata; masih kurangnya biaya operasional dan kegiatan langsung untuk puskesmas dan jaringannya; keterbatasan akses karena kondisi geografis yang sulit dan  keterbatasan transportasi dan infrastruktur lainnya; dan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berperilaku Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Dengan berbagai langkah strategis, jumlah tenaga medis dan sarana prasarana kesehatan terus meningkat serta angka kematian ibu dan bayi mengalami penurunan. Sedikit agak rinci, prestasi yang telah dicapai Pemkab Seruyan antara lain: dari 39 desa yang semula tidak ada tenaga kesehatan, sekarang hanya tinggal sembilan desa yang belum tersedia tenaga kesehatan. Sedangkan fasilitas kesehatan desa, dari 18 desa yang belum memiliki fasilitas kesehatan, sekarang hanya delapan desa yang belum ada.
Kemudian, di sektor pendidikan, Kabupaten Seruyan masih menghadapi persoalan perlunya peningkatan penyediaan fasilitas pendidikan di setiap kecamatan; kurangnya pemerataan dan penuntasan wajib belajar 12 tahun terutama bagi penduduk di wilayah perdesaan, wilayah terpencil dan pedalaman; belum optimalnya peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan standar nasional; perlu adanya peningkatan mutu pendidikan khusus terutama bagi penduduk dengan kemampuan khusus; belum optimalnya peningkatan mutu dan produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan dan keterampilan; perlunya adanya sinkronisasi pembangunan pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; perlu adanya penguatan keterkaitan sistem pendidikan dan ketenagakerjaan; keterkaitan sistem pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal dengan ketenagakerjaan yang berimplikasi kepada peningkatan animo masyarakat belajar ke Kabupaten Seruyan masih belum optimal; pendidikan berbasis teknologi informasi dan pendidikan berbasis kearifan lokal yang berwawasan global masih kurang; dan fasilitas/sarana penunjang pendidikan termasuk pengembangan perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana minat dan budaya baca belum memadai.
Berangkat dari berbagai persoalan pada sektor pendidikan tersebut, Pemerintah Kabupaten Seruyan menggelontorkan sejumlah kebijakan program pembangunan pendidikan yang terarah dan strategis. Hasilnya, sejumlah kemajuan berhasil direngkuh, antara lain, bisa dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk pendidikan dasar di daerah Seruyan yang sudah mencapai 100 persen. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah mencapai 85 persen. Selain itu, perlahan tapi pasti sarana prasarana pokok dan penunjang di bidang pendidikan dari berbagai tingkatan juga tersedia fasilitas pendidikan yang sudah memadai. Bangunan sekolah dan rumah guru terus diperbaiki sehingga memudahkan bagi murid dan guru dalam menjalankan tugasnya.
Sedikit terkait dengan pendidikan, tahun 2018 Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memberikan bantuan anggaran pembangunan bidang sosial budaya dan pemerintahan sebesar Rp8 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Seruyan. 
Dana sebesar itu, oleh Pemerintah Kabupaten Seruyan akan dialokasikan untuk sejumlah kebijakan program pembangunan sosial-budaya dan pemerintahan. Terutama program-program dan kebijakan untuk menangani belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra, yang masih lekat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi serta kearifan budaya lokal sebagai basis ketahanan budaya untuk menjaga keberlanjutan dinamika dan perkembangan zaman sekaligus untuk menyaring masuknya budaya-budaya asing yang kurang sesuai dengan tatanan, tuntunan dan tontonan budaya lokal; belum optimalnya penyediaan prasana dan sarana seni budaya seperti museum; kurangnya fasilitas teknologi informasi guna mempromosikan festival budaya dan kesenian daerah yang sudah ada di Kabupaten Seruyan yang dilaksanakan secara rutin; belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga dalam membangun jati diri dan mewarnai segenap sektor kehidupan serta menjadi daya tarik yang khas untuk mengundang kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional; dan belum optimalnya pengembangan keragaman seni dan budaya serta pemberdayaan lembaga budaya untuk kepentingan diplomasi budaya sehingga meningkatkan citra diri, harkat dan martabat bangsa dalam pergaulan dunia.
Melalui pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan, Bupati Sudarsono ingin membawa Kabupaten Seruyan keluar dari status tertinggal. Dia ingin membawa masyarakat Seruan yang bermartabat dan berkualitas.

D.   Kembangkan Potensi Lokal yang Prospektif
Ikhtiar membawa masyarakat Seruyan yang bermartabat dan berkualitas tidak hanya dibangun melalui sektor infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Bupati Sudarsono juga berusaha mengembangkan dan mendorong potensi lokal yang menjanjikan pada masa-masa yang akan datang. Upaya menggerakkan industry kecil dan menengah misalkan, telah difasilitasi dengan adanya sentra IKM sebagaimana digambarkan di awal bab ini.
Selain, sentra industri kecil menengah yang  bertujuan untu mengoptimalkan pengelolaan dan pengolahan hasil perikanan, Kabuoaten Seruyan masih memiliki sejumlah kelompok industri yang cukup berkembang, antara lain industri kayu olahan, kelapa sawit, industri pengolahan rotan dan industri penyulingan nilam. Khusus untuk industri pengolahan rotan dan penyulingan nilam terdapat di daerah Kecamatan Seruyan Tengah, Kecamatan Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun. Sarana pendukung yang telah ada untuk produksi pengolahan rotan telah tersedia dua buah gudang penampungan rotan (UPT Rotan Rantau Pulut), lima buah mesin pemecah rotan dan satu buah mesin listrik untuk penggerak mesin pemecah rotan. Sedangkan untuk penyulingan nilam telah tersedia beberapa mesin penyulingan nilam yang terdapat di Desa Sukamandang.
Masih seputar optimalisasi potensi lokal, Pemerintah Kabupaten Seruyan juga mengucurkan alokasi dana desa untuk pengembangan produk unggulan desa. Sebab itu, Bupati Sudarsono meminta seluruh kepala desa di Seruyan agar memanfaatkan alokasi dana desa tersebut untuk mengembangkan hasil kerajinan dan olahan yang bersumber potensi SDA yang dimiliki desa, tidak hanya terpaku pada dana bantuan pemerintah saja.
"Pihak desa harus lebih kreatif dalam mengembangkan produk unggulan di desanya, baik itu berupa hasil kerajinan maupun produk olahan lainnya," kata Bupati Sudarsono, medio April 2017 lalu.
Begitu juga dengan pihak kecamatan, menurut Bupati, juga harus demikian. Salah satunya, turut memberikan dukungan penuh kepada warga atau desanya yang selama ini sudah banyak menampilkan beragam produk unggulan dari masing-masing wilayah kecamatan.
"Potensi unggulan dari potensi alam atau kerajinan dari tiap kecamatan berbeda-beda. Namun sayangnya, sampai saat ini masih belum terproduksi secara baik. Salah satu hambatannya, pemerintah daerah masih kesulitan dalam melakukan upaya promosi dan pengembangan. Karena banyak potensi daerah dari masing-masing kecamatan dan desa yang masih belum tergali secara baik," ungkapnya.

Tabel 5.1
Industri Kecil Non Formal di Kabupaten Seruyan
No.
Jenis Industri
Jumlah Usaha
Jumlah Tenaga Kerja
Kapasitas         Produksi/ Tahun
Satuan
Jumlah
1
Kerupuk Pipih
5
10
Kg
5.000
2
Air Minum Isi Ulang
15
30
Galon
9.000
3
Kue/Roti
8
12
Biji
306.000
4
Kue basah
25
30
Biji
428.000
5
Kerupuk Gandum
4
6
Kg
3.700
6
Ebi
54
810
Kg
11.664
7
Kopra
6
20
ton
1.125
8
Minyak Kelapa
3
45
Botol
60.000
9
Gula Aren
15
30
Kg
19.500
10
Minuman Segar
2
6
Botol
72.000
11
Pengolahan Beras
10
16
Kg
500
12
Ikan asin
70
140
Ton
65.000
13
Penjahit Pakaian
18
72
Lembar
-
14
Batu Bata
98
392
000  Biji
14.700
15
Gypsum
2
6
Meter
1.400
16
Batako
6
24
000 Biji
270
17
Penyulingan nilam
5
23
Liter
500
18
Mebel
33
99
Buah
46.860
19
Etalase alumunium
3
12
Buah
40
20
Anyaman purun
57
40
Buah
17.400
21
Anyaman Rotan
45
135
Buah
3.200
22
Bengkel Motor
105
210
Buah
378.000
23
Bengkel Mobil
25
75
Buah
1.200
24
Pembuatan Kapal
10
50
Buah
-
25
Tombak dan Mandau
10
20
Buah
240
26
Service mesin
6
15
Buah
-
27
Bengkel Las
15
60
Buah
-
28
Cap Stempel
3
3
Buah
-
29
Sablon
10
20
Buah
-
30
Jala Ikan
30
30
Buah
2.000
31
Salon
40
80
Orang
-
32
Reparasi Radio
8
8
Unit
-
33
Service Jam
6
6
Buah
-
34
Kerupuk Tenggiri
15
30
Kg
14.000
35
Terasi
48
50
Ton
182
J U M L A H
815
2.615


Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Seruyan Akhir Masa Jabatan Tahun 2008-2012.


Alokasi anggaran untuk menggerakkan perekonomian lokal Seruyan tidak hanya datang dari Pemerintah Kabupaten, namun juga ada tambahan penguatan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Tahu 2017-2018, Pemprov Kalteng menggelontorkan dana pemberdayaan perekonomian bernilai Rp14,6 miliar, yang di dalamnya termasuk pendanaan program penyediaan bibit ternak kambing dan sapi sebesar Rp1 miliar, bibit ternak babi Rp200 juta, dan bibit ternak bebek Rp175 juta.
Dari data instansi terkait, di sektor peternakan, populasi yang terbanyak adalah Sapi Potong sebanyak 6.587 ekor, Ternak Kambing sebanyak 5.898 ekor, Ternak Babi sebanyak 1.454 ekor, Ternak Domba sebanyak 894 ekor, Kerbau sebanyak 15 ekor, dan Kuda sebanyak lima ekor. Semua populasi ternak ini tersebar di semua kecamatan yaitu Seruyan Hilir, Danau Sembuluh, Hanau, Seruyan Tengah dan Seruyan Hulu. Sedangkan populasi unggas sebagian besar adalah berupa ayam buras sebanyak 69.930 ekor, ayam pedaging sebanyak 17.000 ekor, serta itik dan entok sebanyak 31.314 ekor. Semua populasi unggas terdapat di semua.
Potensi yang terus pula dioptimalkan dan dikembangkan ke depan adalah perkebunan yang mencapai luasan 36.771, 12 Hektar, yang terdiri dari perkebunan karet 18.072,12 Hektar, kelapa sawit 11.479 Hektar, kelapa 5.991 Hektar, kopi 158 Hektar, lada 214 Hektar dan Jambu 205 Hektar. Yang saat ini menjadi titik perhatian prioritas, Pemerintah Kabupaten Seruyan adalah menjaga keberlanjutan perkebunan kelapa sawit.
Pemerintah Kabupaten Seruyan berinisiatif mengembangkan pendekatan sertifikasi yurisdiksi untuk produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan. Melalui pendekatan yurisdiksi diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan, mengurangi penebangan hutan, dan mengakui hak masyarakat adat.
“Pendekatan ini dimulai dengan mengidentifikasi dan mengurangi risiko-risiko berkelanjutan yang dihadapi para pelaku usaha di sepanjang rantai pasokan minyak,” kata Bupati Seruyan Sudarsono dalam pertemuan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) ke-13 di Kuala Lumpur, Malaysia, sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara akhir 2016 lalu.
Dia menjelaskan selama ini perusahaan dan petani menghadapi beberapa persoalan dalam mencapai keberlanjutan, seperti soal legalitas, penebangan hutan, dan konflik sosial yang acap tak bisa diselesaikan oleh perusahaan dan petani sendiri. Sebab itu, masalah itu perlu dibahas serta diselesaikan pada tingkat yurisdiksi dan didukung penuh oleh pemerintah pada setiap tingkat.
“Impian kami di Seruyan adalah dapat memastikan bahwa semua komoditas yang berasal dari kabupaten kami diproduksi secara berkelanjutan,” tegas Sudarsono. Dengan membeli minyak kelapa sawit, lanjut dia, pembeli dan konsumen akan tahu bahwa perusahaan dan petani memproduksinya tanpa menyebabkan penebangan hutan atau pembukaan lahan gambut. Mereka akan mengetahui bahwa tak ada pembakaran ketika pembukaan lahan dan konflik lahan, semisal dengan masyarakat adat.
Tabel 5.2
Daftar Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Seruyan
No
Nama Perusahaan
No
Nama Perusahaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
PT. Akhmad Saleh Perkasa
PT. Agro Indomas
PT. Agro Karya Primalestari
PT. Buana Artha Sejahtera
PT. Indo Truba Tengah
PT. Kridatama Lancar
PT. Mustika Sembuluh
PT. Tapian Nadenggan
PT. Teguh Sempurna
PT. Wana Sawit Subur Lestari
PT. Aditunggal Mahajaya
PT. Binasawit Abadi Pratama
PT. Ciptatani Kumai Sejahtera
PT. Mega Ika Khansa
PT. Menthobi Sawit Jaya
PT. Mitra Karya Agroindo
PT. Rim Capital
PT. Salonok Ladang Mas
PT. Musirawas Citraharpindo
PT. Rana Central Nugraha
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

32.
33.
34.

35.

PT. Rimba Harapan Sakti
PT. Sarana Titian Permata
PT. Sawitmas Nugraha Perdana
PT. Sumur Pandan Wangi
PT. Telaga Sari Persada
PT. Rimba Raya Conservation
PT. Agro Mandiri Perdana
PT. Borneo Eka Sawit Tangguh
PT. Graha Indosawit Andal Tunggal
PT. Rimba Sawit Utama     Planindo
PT. Wahana Agrotama Makmur     
       Perkasa
PT. Gawi Bahandep Sawit Mekar
PT. Hamparan Masawit     Bangun Persada
PT. Kerry Sawit Indonesia (Eks. PT. Salawati Makmur)
PT. Bangun Jaya Alam Permai II (PT. Mitra Unggul Tama Perkasa)
Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Seruyan Akhir Masa Jabatan Tahun 2008-2012.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Rawing Rambang mengatakan, pihaknya mendukung penuh komitmen yang disampaikan Pemerintah Kabupaten Seruyan. Rawing juga memuji komitmen Pemerintah Kabupaten Seruyan untuk menjadi kabupaten percontohan pertama dalam pendekatan sertifikasi yurisdiksi. “Kami berharap Kabupaten Seruyan bisa menjadi model bagi kabupaten lain. Tidak hanya di Kalimantan Tengah tapi juga di Indonesia dan dunia untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan,” tutur Rawing.
Dalam upaya mendukung implementasi komitmen itu, Pemerintah Kabupaten Seruyan menjalin kerjasama dengan para pihak, salah satunya perusahaan sawit. Beberapa perusahaan kelapa sawit telah menanda-tangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Kabupaten Seruyan dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk mempercepat transisi menuju praktik pertanian berkelanjutan oleh petani kelapa sawit.
Daniel Nestad, Direktur Eksekutif Earth Innovation Institute, mengatakan, inisiatif yang disampaikan Pemerintah Kabupaten Seruyan merupakan sebuah contoh kepemimpinan yang mengantarkan pembangunan pedesaan berkelanjutan ke tahap berikutnya, yang menggabungkan kekuatan pemerintah dan kebijakan publik. “Dua kekuatan itu memiliki kemampuan dan pengaruh para pihak di dalam rantai pasok minyak sawit berkelanjutan, terutama perusahaan penghasil dan pembeli minyak sawit. Jadi, kita sangat senang  menjadi bagian dari inisiatif ini,” kata Daniel.
Kemudian untuk mengoptimalkan potensi kepariwisataan, Pemerintah Kabupaten Seruyan membuka peluang investasi bagi investor yang ingin mengembangkan sektor pariwisata di kabupaten "Bumi Gawi Hatantiring" tersebut.
"Kami membuka seluas-luasnya ruang investasi bagi para investor untuk ikut mengembangkan pariwisata di Seruyan," kata Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Harta Sima sembari menambahkan bahwa Kabupaten Seruyan memiliki potensi pariwisata yang cukup menjanjikan, mulai dari wisata alam, sejarah hingga budaya. Bahkan beberapa obyek wisata di antaranya sudah dikenal dan sering dikunjungi oleh warga masyarakat luas, seperti obyek wisata Pantai Sungai Bakau di Desa Sungai Bakau Kecamatan Seruyan Hilir Timur.
"Investasi untuk pengembangan Pantai Sungai Bakau masih sangat terbuka, yakni untuk membangun fasilitas penunjang seperti wahana bermain, penginapan, dan rumah makan," kata Harta Sima.
Obyek wisata lain yang cukup potensial di Kabupaten Seruyan antara lain  pesona wisata Taman Nasional Tanjung Puting di Kecamatan Seruyan Hilir, Kawasan wisata pantai Gosong Buaya di Kecamatan Seruyan Hilir, Taman Nasional Bukit Raya dengan keindahan dan keaslian hutan tropisnya di Kecamatan Seruyan Hulu, Arung Jeram di Kecamatan Seruyan Tengah, Kecamatan Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun, Air Terjun di Kecamatan Seruyan Tengah, Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun  yang memiliki 160 riam, Wisata Danau Sembuluh yang terletak di Kecamatan Danau Sembuluh. Kemudian wisata budaya yang meliputi Pesta Tewah di Kecamatan Seruyan Raya (Desa Bangkal), Kecamatan Seruyan Tengah, Kecamatan Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun. Dan wisata sejarah seperti Sandung, tempat menyimpan tulang-tulang orang yang sudah meninggal yang bisa dijumpai di wilayah Kecamatan Seruyan Raya (Desa Bangkal), Kecamatan Seruyan Tengah, Kecamatan Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun.
Kendati Seruyan memiliki banyak potensi wisata, namun pengembangannya sangat sulit dilakukan karena hanya bergantung pada anggaran pemerintah daerah. Sementara Pemkab Seruyan masih fokus mengarahkan anggaran untuk membangun infrastruktur baik jalan maupun jembatan yang menghubungkan desa dan kecamatan.
Menurutnya, semangat pemerintah daerah dan masyarakat untuk membangun sektor wisata tersebut cukup besar, namun pemerintah daerah memiliki keterbatasan anggaran untuk melakukan penataan terhadap obyek wisata yang ada. Saat ini Pemkab Seruyan hanya dapat fokus pada promosi dan pembenahan fasilitas dasar. Sementara itu, untuk lebih berkembang dibutuhkan keterlibatan pihak dengan kemampuan dana agar fasilitas pendukung yang diperlukan dapat terpenuhi.
"Kalau pariwisata hanya mengandalkan APBD saja maka pengembangan perlu waktu lama, jadi Seruyan memang perlu investor agar sektor pariwisata dapat berkembang dengan cepat," katanya.
Di bawah kepemimpinan Bupati Sudarsono, sejumlah wilayah yang selama ini sulit dijangkau –baik lewat darat, sungai maupun jejaring telekomunikasi-- dapat dikatakan telah mampu keluar dari keterisolasian. Wilayah-wilayah yang mulai terbuka itu kini tinggal menunggu sentuhan jejaring perekonomian sehingga kesenjangan antara daerah hilir dan daerah hulu semakin mengecil. Dan masyarakat Seruyan yang sejahtera dan berkeadilan tinggal menunggu waktu saja.
Ya, tinggal menunggu waktu yang relatif tidak terlalu lama. Sebab, Bupati Sudarsono bersama segenap jajaran aparatur Pemerintah Kabupaten Seruyan terus fokus pada arah kebijakan pembangunan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan perekonomian masyarakat yang diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan dan kesehatan serta pembinaan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dan masyarakat miskin. (*)





Komentar