* Bab
5
THOMAS
Alfa Edison Ondy tampak begitu antusias tatkala mulai duduk di kursi kepala
daerah Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, di tahun 2014. Dia yang ketika
itu belum genap 40 tahun ingin memperoleh tantangan baru dalam rute perjalanan
hidupnya. Dia tidak merasa puas kendati tapak karirnya lumayan mulus pada
posisi Kepala
Badan Keuangan dan Aset Daerah pada Sekretariat Daerah (Setda) merangkap
Bendahara Rutin Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua. Dua buah
posisi yang banyak diimpikan oleh mereka yang meniti karir di titian aparatur
sipil negara pada pemerintahan daerah.
Tapi, Thomas Ondy
lebih memilih jalan terjal yang penuh onak dan duri yang belum pula jelas apa
yang bakal terjadi di ujung sana. Dia ingin tantangan baru untuk mematangkan
diri. Dia terinspirasi sosok Nehemia yang dikisahkan dalam Alkitab Perjanjian
Lama.
Ya Nehemia. Dalam
Alkitab terjemahan lama kita mengenalnya dengan nama Nehemya atau dalam Bahasa
Inggris Nehemiah. Nama Nehemia --dalam Bahasa. Ibrani-- berarti “Yahwe
menghibur”. Dan dalam kamus sering diartikan “Yehovah menghiburkan” yang
berasal dari kata “Jehovah comfort”.
Ada pula yang mengartikan namanya dengan sebutan “Yehovah atau Tuhan itu
besar”. Ini menunjukkan bagaimana Nehemia diberi oleh Tuhan untuk membawa
penghiburan bagi warga bangsanya.
Terlepas apalah arti sebuah
nama, dikisahkan bahwa Nehemia adalah putra dari Hakalya. Saudaranya bernama Hanani. (Neh 1:1). Dia
lahir dan tinggal di Persia. Ini karena pada masa itu Yehuda sebagai bagian
Israel selatan sudah dibawa ke pembuangan sejak zaman Babilonia. Setelah
Babilonia dikalahkan Persia lalu seluruh wilayah Babilonia diambil-alih oleh
Persia, termasuk tempat orang-orang Yehuda yang dibuang itu berada. Jadi ada
rentang waktu panjang dari zaman Babel menyerang Yehuda dan masa di mana
Nehemia eksis. Selain itu bilamana Nehemia lahir di Yehuda tentu dia tahu sejak
awal bahwa keadaan Yerusalem telah porak-poranda dan temboknya sudah hancur
(Neh1:3).
Dengan demikian dapat
dipahami bahwa Nehemia lahir di Persia. Saat itu dia memiliki kedudukan yang
tinggi, sebagai juru minuman raja Persia di Susan (Neh 2:1). Dia hidup pada
masa pemerintahan raja Artahsasta I (464-424 SM). Dia tinggal di Persia hingga
tahun ke-20 pemerintahan raja ini. Dia bukan orang sembarangan karena juru
minuman merupakan kedudukan yang istimewa. Tidak semua orang dapat berhadapan
dengan raja dan mengatur kebutuhan raja seperti kedekatan seorang juru minuman.
Nampaknya Mehemia
termasuk orang yang disukai oleh raja. Hal ini nampak ketika pada suatu waktu berwajah
muram saat menghidangkan minuman buat sang raja. Jika dia bukan orang yang
dekat dengan raja tentu dia akan langsung dibunuh. Biasanya orang bermuka muram
di hadapan raja langsung dihukum hati. Bahkan, kepada Nehemia, raja bertanya
dan hendak memberikan apa yang diinginkannya. Karena tidak disebut-sebut
istrinya, mungkin dia seorang kasim. Dia kembali ke Yerusalem untuk membangun
kembali tembok-tembok Yerusalem (Neh 2:1-6:19). Dia diberi kuasa oleh raja
untuk memimpin rombongan Yahudi terakhir yang pulang ke negaranya dan membangun
tembok keliling Yerusalem (Neh 7:1). Tugas itu dilakukannya dalam waktu 52 hari
pada tahun 445 SM, meskipun usaha pembangunan kembali dirintangi dengan
perlawanan dari pihak bangsa Samaria dan musuh bangsa Yahudi lainnya (Neh
6:15). Dia termasuk salah seorang organisator yang paling kuat dari masyarakat
Yahudi yang pulang kembali setelah masa pembuangan. Dan kemudian dia menjadi kepala
daerah Israel (Neh 8:9). Dia pelopor, penggerak dan orang yang mengkoordinasi
pembangunan tembok Yerusalem hingga kepada pentahbisan tembok Yerusalem (Neh
12:1-47).
Dalam melakukan
tugasnya, Nehemia bukan tanpa halangan, tanpa pergumulan atau tanpa
pertimbangan yang rumit. Dari awal catatannya sudah jelas bahwa banyak hal yang
harus Nehemia pergumulkan. Pertama, dia harus meninggalkan kehidupan yang telah
mapan di Persia. Dia yang sudah ada pada posisi penting dan nyaman harus rela
meninggalkan posisi itu jika hendak melakukan perubahan bagi bangsanya. Dia
harus meninggalkan kenyamanan-kenyamanan yang telah dinikmati. Ketika di
hadapan raja pun dia harus mempertaruhkan nyawanya. Jika raja tidak berkenan
maka bukan tidak mungkin raja akan membunuhnya. Tatkala melakukan perjalanan ke
Yerusalem, dia juga menghadapi bahaya. Saat melakukan pembangunan dia
menghadapi perlawanan dari Sanbalat dan Tobia. Dia menghadapi pula ketidak-patuhan
sesama anak bangsanya. Ini semua bukan pergumulan yang gampang. Namun bersyukur,
Tuhan memampukan Nehemia untuk dapat melalui semua itu.
Kisah Nehemia yang
inspiratif itulah yang menguatkan seorang Thomas Ondy dalam memimpin rakyat Kabupaten
Biak Numfor. Ada spirit dan tambahan energi bagi seorang Thomas Ondy yang harus
memimpin Kabupaten Biak Numfor dengan lumayan banyak aral-lintang. Sebab itu,
dalam memimpin rakyat Biak Numfor, dia berusaha berpegang teguh pada prinsip
kepemimpinan Nehemia (integritas dan visioner) dan kepemimpinan Yesus yang mengubah
dunia, membebaskan umat secara menyeluruh, melayani semua orang tanpa pandang
muka dan memberi hidup yang berkecukupan bagi umat. Dia berupaya tampil sebagai
sosok pemimpin muda yang efektif membawa perubahan sosial.
A.
Menjaga
Integritas dan Memandang Visioner
Dari kacamata pandang
iman Kristen, seorang pemimpin yang efektif haruslah seorang yang bersih dalam
moral dan senantiasa menjaga standar kebenaran menurut Tuhan. Yesus diutus ke
dunia untuk membawa manusia dari kegelapan menuju terang benderang. Kegelapan
telah melingkupi watak dan karakter manusia lantaran iblis selalu berusaha
merusak moralitas anak manusia. Tidak mengherankan bila kini sudah terlampau
banyak pemimpin yang ternyata telah menyakiti hati rakyat dengan tidak
memedulikan keadilan dan kesejahteraan. Salah satu sifat penting kepemimpinan
yang efektif adalah kemampuan untuk menyesuaikan bentuk kepribadian seseorang
dengan situasi tertentu. Karakter dan moral yang kini sudah mulai rusak harus
dipulihkan kembali melalui penyucian jiwa dan hati agar bersih dan dilayakkan
untuk menjadi seorang pemimpin umat manusia.
Bercermin pada model kepemimpinan
Nehemia, dia adalah seorang pendoa karena dia sudah lahir baru. Kebijaksanaan
dan hikmat bersumber dari Tuhan (Allah). Sesungguhnya, agar seseorang dapat
memimpin atau memberi pengaruh positif secara rohani kepada orang lain, dia
harus memperdalam hubungannya dengan Tuhan. Komunikasi yang dijalin secara terus-menerus
dengan Tuhan merupakan hubungan yang bersifat supernatural, yang mampu menghasilkan
perubahan kepada para pemimpin dalam mengambil keputusan yang bijaksana. Kalau
seorang pemimpin putus hubungan dengan Tuhan dan orang-orang yang dipimpinnya, dia
akan kehilangan sifat ikhlas dan kerelaan.
Pemimpin yang
bijaksana adalah orang yang memiliki pandangan yang tepat mengenai anugerah
Tuhan. Paulus menekankan hal ini ketika dia menulis kepada Titus: "Karena
kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik
kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya
kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
(Titus 2:11- 12)
Pemimpin yang
bijaksana adalah seorang yang suka berdoa. Dia akan berlutut dalam doa
penyembahan yang penuh kerendahan hati. Kemudian, dia akan naik ke tingkatan
yang baru dalam hidup kudus dan benar. Petrus mengatakan hal ini ketika ia
menasihati pengikut-pengikutnya: "... kuasailah dirimu dan jadilah tenang,
supaya kamu dapat berdoa." (1 Petrus 4:7)
Selain menjaga integritas
yang berbuah pada sosok nan bijak, Thomas Ondy pun berusaha menjadi sosok seorang
pemimpin yang berpandangan jauh ke depan. Dia menyadari bahwa pasti akan ada
kerikil-kerikil tajam bagi jalannya kepemimpinan di Kabupaten Biak Numfor.
Sebab itu, ketika Bupati Yesaya Sombuk tersandung perkara hukum, Thomas tidak
serta merta langsung memegang tampuk pemerintahan tanpa legitimasi. Dia pun
meminta Kementerian Dalam Negeri memberikan legitimasi sebagai pelaksana tugas
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, sebelum ada pengangkatan bupati
definitif.
Seperti pengalaman
Nehemia yang mengetahui bahwa pasti akan bangkit perlawanan saat dirinya harus
membangun kembali tembok Yerusalem. Nehemia meminta sang raja memberikan mandat
tertulis agar perjalanannya aman dan dia mendapat dukungan untuk menyelesaikan
mandat tersebut, "... memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di
benteng bait suci, untuk tembok kota ..." Dia merencanakan strateginya secara
cermat. Tuhan memakai orang biasa yang awam, yang memiliki tujuan dan visi yang
tidak biasa. Nehemia mengungkapkan visinya lewat istilah yang sesederhana
mungkin. Sasaran bangsa itu adalah pembangunan kembali tembok Yerusalem.
B.
Kepemimpinan yang Mengubah
Dalam iman Kristen
pula, sosok Yesus adalah utusan Tuhan yang membawa pesan untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas dan untuk memberitakan tahun
rahmat telah datang.
Sebagai utusan Tuhan,
bila kita cermati, terlihat visi dan misi Yesus yang mengubah dan membebaskan
umat-Nya dari berbagai sisi lemah kehidupan manusia, antara lain:
* Yesus memberi kabar
baik kepada umatnya yang miskin --baik jasmani maupun rohani. Dia
memperjuangkan perbaikan perekonomian umatnya.
* Yesus memberikan
pembebasan bagi umatnya yang tertawan --Ia
memperjuangkan keselamatan manusia.
* Berkat kekuasaan
Tuhan, Yesus membuka mata bagi umatnya yang buta. Makna yang lebih dalam lagi,
Yesus memperjuangkan hal kesehatan dan pendidikan.
* Yesus membebaskan
umatnya yang tertindas, dia memperjuangkan umatnya dari praktik-praktik ketidak-adilan
dan ketidak-benaran .
* Yesus memberitakan
tahun penuh rahmat Tuhan kepada umatnya. Dia membawa pesan mengumumkan adanya pembebasan
menyeluruh kepada umat manusia.
* Yesus juga datang
untuk membawa kehidupan yang berkelimpahan bagi mereka yang menerima-Nya
(Yohanes 10:10).
Sebagai utusan Tuhan,
Yesus memiliki suatu visi dan misi kepemimpinan yang sangat dalam, yaitu dia
datang untuk mentransformasi (mengubah) dunia, membebaskan umat manusia secara
menyeluruh, melayani semua orang tanpa pandang muka dan memberi hidup yang
berkelimpahan bagi mereka yang mengimani Tuhan.
Dengan amanah dan
pesan yang begitu mencerahkan, Yesus pun membangun pola pikir baru yang
diharapkan mampu membawa banyak perubahan dalam kehidupan. Yesus mesti tampil
sebagai seorang Mesias yang menanamkan perubahan penuh arti.
Orang-orang yang hidup
pada zaman Yesus mengharapkan kehadiran seorang Mesias yang mengadakan
perubahan hebat. Pola pikir mereka, antara lain: Ia akan mengelilingi seluruh
daerah, mengendarai seekor kuda yang besar, memegang pedang yang hebat, dan
memimpin pasukan yang amat besar untuk mengusir penjajah Romawi keluar dari
tanah perjanjian. Selanjutnya, Ia akan mendirikan suatu kerajaan yang akan
menggentarkan dan mengagumkan musuh-musuh-Nya --sebuah kerajaan damai dan adil
yang tidak akan pernah berakhir (Yesaya 9:6;Daniel 4:34;6:27). Lalu sampai saat
Yesus diwafatkan Tuhan, mereka pun bertanya, kapan Yesus akan mendirikan
kerajaan Tuhan di bumi?
Benar, Yesus adalah
tokoh pengubah dunia, sang pembebas. Dia datang memperjuangkan perbaikan segala
aspek kehidupan manusia. Dengan gagah Ia berani melawan musuh-musuh Tuhan. Ia
tegas dengan segala sabdanya. Ia berusaha membela hak-hak kaum lemah dengan
menentang hukum-hukum manusia yang ada. Dia bekerja sesuai dengan rencana Tuhan,
penuh lemah lembut, kasih dan kesetiaan.
C.
Kasih
yang Melayani
Energi untuk mengubah
haruslah diwujudkan dalam sikap tindak yang penuh kasih dan melayani. Sekali
lagi, sebagai penganut Kristen taat, Thomas Ondy sangat lekat mengimani apa
yang dicontohkan oleh Yesus sebagai sosok yang penuh kasih melayani umatnya.
Dikisahkan, di masa
hidupnya, Yesus kerap melihat para penggembala memimpin domba mereka ke padang
rumput yang terletak di lembah dekat Nazaret. Dia mengamati seorang penggembala
memeluk domba, merawat domba itu penuh kelembutan. Kadangkala Yesus mendengar penggembala
memanggil domba-dombanya dan domba-domba itu berlari mengikuti pemimpin mereka.
Dia juga memperhatikan bagaimana penggembala melindungi domba-dombanya dari ancaman
dan terkaman serigala. Di sana juga terdapat penggembala upahan. Pagi-pagi para
penggembala membuka pintu dan menuntun domba-domba ke tempat yang banyak rumput
dan pada sore hari membawa kembali ke kandang masing-masing. Yesus banyak
belajar di lapangan terbuka bagaimana memelihara domba-domba di Palestina --khususnya
di desa Nazaret.
Sebagai gembala yang baik,
Yesus memperhatikan umatnya yang hidup di zamannya dan dia menyiapkan tempat
ibadah masa depan.
Beberapa prinsip yang
berhubungan dengan Yesus sebagai seorang pemimpin bak gembala:
·
Bahwa seorang penggembala mengenal
setiap domba dan mengenal namanya masing-masing. Artinya, seorang pemimpin
haruslah mengenali para pengikut atau orang-orang yang berada di bawah
kepemimpinannya.
·
Bahwa para penggembala mengasihi
domba-dombanya dan bahkan rela menyerahkan nyawanya. Maknanya, setiap pemimpin
mesti total dalam mengayomi dan melindungi orang-orang yang berada di bawah
kendali kepemimpinannya.
·
Bahwa para penggembala penuh kasih merawat
setiap domba yang kena luka hati dan yang gelisah hati. Artinya, seorang
pemimpin harus mampu menjalin tali komunikasi dari hati ke hati dengan bawahan
dan pihak terkait lainnya.
·
Bahwa penggembala tahu kapan harus membawa
domba-dombanya yang letih lesu dan berbeban berat kepada perhentian dan damai
sejahtera. Maknanya, seorang pemimpin tidak sekadar memacu kinerja bawahan, dia
harus tahu batas kekuatan bawahan dan kapan mesti disegarkan kembali agar
kehidupan tidak stagnan.
·
Dalam kerangka kehidupan umat dan
keagamaan, Yesus memberdayakan murid-murid-Nya (Lukas 9:1;10:1-24); menugaskan
mereka untuk memimpin dan menjalankan liturgi (manajemen) gereja.
Fokus kepemimpinan
Yesus sebagai gembala adalah memenuhi kebutuhan rohani umat manusia. Namun
begitu Yesus tidak pula mengabaikan pemenuhan kebutuhan sosial, emosional dan fisikal.
Atas dasar
prinsip-prinsip gembala itulah, Yesus tampil sebagai model pertama sosok
pemimpin yang melayani. Sebagaimana ditegaskan dalam (Markus 10:42-45), Yesus
berkata bahwa dia datang untuk melayani dan memberikan kehidupan umat Tuhan.
Amanat sebagai
pemimpin yang melayani bukan cuma ditujukan pada diri Yesus selaku utusan
Tuhan. Umat pun harus meneladani apa yang telah dicontohkan oleh Yesus sebagaimana
dipesankan dalam beberapa ayat Alkitab. Bahwa Yesus pemimpin yang mengutamakan
kepentingan orang lain (Pilipi 2:1-8). Bahwa Yesus pemimpin yang peduli dengan
pergumulan umat manusia (Matius 20:34;Markus 1:31;Yohanes 11:35-38) dan Yesus
seorang pemimpin yang rendah hati (Pilipi 2:7,8),
Melayani dengan hati
tidak akan terlepas dari nilai mengutamakan kepentingan orang lain, empati dan
simpati pada khalayak, dan berusaha rendah hati menghadapi setiap mereka yang
datang.
Sebagai pemimpin muda
Biak Numfor, Thomas Ondy berusaha menerapkan prinsip dan nilai kasih melayani yang
telah dicontohkan oleh Yesus dalam melayani umatnya. Dia tak ingin rakyat Biak
Numfor kecewa.
D.
Mengembangkan
Karunia dan Potensi
Kemampuan mengembangkan
potensi atau kelebihan yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap manusia itu akan
membedakan seorang pemimpin yang benar-benar efektif dan seorang pemimpin biasa-biasa
saja. Salah satu penemuan terpenting yang akan membuat kita menjadi pemimpin
yang berbeda adalah potensi dan kelebihan-kelebihan yang telah Tuhan karuniakan.
Karunia potensi dan kelebihan-kelebihan itu harus ditemukan, dikembangkan, dan
dibagikan dengan tujuan untuk melayani sesama umat manusia.
Pada setiap kisah
dalam Alkitab, seorang pemimpin yang memiliki karunia dan kemudian mengembangkannya
ternyata mampu menjawab setiap kebutuhan sesuai dengan waktu atau situasi yang
mengikutinya. Karunia tersebut untuk menyelesaikan masalah. Karunia tersebut
akan memainkan suatu peran yang penting dalam hal bagaimana akan mendekati
posisi kepemimpinan kita. Ketika kita memimpin dengan menjunjung prinsip mengembangkan
karunia yang ada, maka kepemimpinan kita menjadi produktif, berpengaruh besar,
mengalami kepuasan, dan pengikut (yang dipimpin) merasa nyaman.
Karunia itulah yang
harus dikedepankan menjadi hal utama dan pertama . Pakar kepemimpinan kelas
dunia Robert J. McKain berujar, “Alasan mengapa kebanyakan tujuan utama tidak
tercapai adalah karena kita melewatkan waktu kita untuk melakukan hal-hal nomor dua terlebih
dulu.” Dan pepatah kepemimpinan
mengatakan, “Seringkali hal-hal yang baik menghalangi kita untuk melakukan yang
terbaik.” Mendahulukan yang utama merupakan persoalan yang terkait erat dengan
inti kehidupan.
Menentukan sebuah
prioritas dalam kepemimpinan menjadikan kita seorang pemimpin yang mampu melihat
kondisi-kondisi yang sedang kita alami. Ketika kita gagal memprioritaskan
pilihan-pilihan kita, akibatnya kepemimpinan yang sedang kita jalani tidak
fokus. Prioritas yang benar dan tepat akan menghasilkan sesuatu yang lebih
besar lagi.
Seorang pemimpin diharapkan
mampu menjadi organisator yang baik, serta mampu mendelegasikan tugas-tugasnya
kepada orang-orang yang dia pimpin sesuai dengan potensi dan kelebihan yang ada
pada diri mereka. Kadang-kadang yang dijumpai adalah para pemimpin enggan
membagi tugas lantaran dia merasa mampu dan takut kehilangan “power.” Bila kita mempelajari ajaran Yesus maka hal
ini tidak sejalan dengan yang diajarkannya. Komitmen pemimpin untuk
mendelegasikan tugas, wewenang dan tanggung jawab sebenarnya juga sejalan
dengan misi pembentukan calon pemimpin masa depan secara bertahap.
Pendelegasian juga
menuntut kemauan pemimpin untuk tidak hanya berkata “bersedia” membagi “kuasa”
atau wewenangnya kepada anak buah, tapi “benar-benar” memberikan kekuasaan dan
wewenang dalam aktivitas kerja yang sesungguhnya. Para pemimpin muda seperti
Thomas Ondy harus memberikan kepercayaan kepada tim yang sedang dia pimpin di
jajaran Pemerintah Kabupaten Biak Numfor.
Keberhasilah dari
pemimpin kaum muda adalah ketika dia berani memberikan tanggung jawab atau
pendelegasian kepada anak buahnya. Kecenderungan pemimpin muda, tatkala mereka
diberikan tanggung jawab, mereka sangat bangga dan dengan penuh tanggung jawab
mengerjakan apa yang sementara pemimpin mandatkan kepadanya. Sebagai pemimpin
muda, Thomas Ondy tidak merasa takut mendelegasikan tugas-tugasnya kepada
orang-orang di segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Biak Numfor. Dia meyakini bahwa
setiap aparatur di bawah kepemimpinannya memiliki kemampuan dan tanggung jawab
penuh dalam menjalankan roda administrasi, birokrasi dan kebijakan pemerintahan.
Dengan keberanian
mendelegasikan tugas dan wewenang, Thomas Ondy berharap sistem dan roda
pemerintahan akan terus berjalan tanpa harus ada kehadiran fisik dirinya. Dengan
keberanian itu kelak lahir pemimpin-pemimpin pada level dan lingkup yang
dibutuhkan.
Thomas Ondy menyadari
benar bahwa pemimpin muda yang berhasil adalah pemimpin muda yang mampu
melahirkan pemimpin baru. Meminjam pendapat pakar kepemimpinan kenamaan John C.
Maxwell bahwa kesuksesan tanpa pengganti adalah bencana. Para pemimpin yang
mampu mengembangkan pemimpin berikutnya ini terbukti bhwa mereka memiliki hati
yang murni dalam kepemimpinan, memiliki visi yang lebih besar, pemimpin yang
tidak sekadar mementingkan dirinya sendiri, dan seorang yang menikmati jika
orang lain mengalami pertumbuhan.
Semua itu menjadi
pendorong bagi seorang Thomas Ondy untuk mendharma-baktikan seluruh energi yang
dimilikinya untuk membawa perubahan bagi rakyat-masyarakat Kabupaten Biak
Numfor.
E.
Menuai
Dukungan Rakyat
Berkat prinsip-prinsip
kepemimpinan efektif yang diterapkannya, meski baru seumur jagung memimpin masyarakat
dan pemerintahan Kabupaten Biak Numfor, Thomas Ondy dapat dikatakan telah
menorehkan kesan positif di benak dan mata rakyat. Tidak hanya warga Biak
Numfor yang terkesan pada Thomas Ondy, sempat pula beredar rumor dia diminta
warga Kabupaten Jayapura untuk maju pada pemilihan kepala daerah serentak pada
Februari 2017. Namun, dia lebih memilih menyelesaikan tugas dan amanah yang
diberikan oleh rakyat Biak Numfor yang baru akan berakhir pada 2019.
Hal itu terlihat,
misalkan, pada ujaran aspirasi Ketua Dewan Adat Tabi-Jayapura Zadrak Taimen. Zadrak
mengharapkan, Bupati Thomas Ondy yang juga putra adat Tabi Jayapura diminta
fokus untuk membangun Kabupaten Biak Numfor dengan mewujudkan visi-misinya guna
menuju Biak bangkit mandiri sejahtera untuk perubahan.
“Amanah rakyat-masyarakat
Kabupaten Biak Numfor yang telah memilih Thomas Ondy sebagai Bupati Biak Numfor
periode 2014-2019 supaya dijalankan hingga selesai dan tidak perlu maju ikut
dalam pilkada serentak Kabupaten Jayapura 15 Februari 2017,” ucap Ketua Dewan
Adat Tabi-Jayapura Zadrak Taimen beberapa waktu lalu.
Zadrak mengakui,
sesuai keinginan dewan adat Tabi setiap putra daerah asal wilayah adat Tabi
yang sudah berhasil menjadi Bupati di kabupaten lain agar tetap menjalankan
tugas pemerintahan dengan baik.
Sempat beredar luas
kabar keinginan Bupati Biak Thomas Ondy untuk maju di pilkada Kabupaten
Jayapura pada Februari 2017. Namun kabar itu tidak berlanjut lantaran rakyat
Biak Numfor tidak rela melepaskan Thomas Ondy. Menurut Zadrak Taimen, keinginan
Bupati Thomas Ondy untuk maju ke Pilkada Kabupaten Jayapura 2017 mendapat
penolakan dari warga Biak, kaum perempuan dan aparatur kepala distrik setempat.
“Sebagai ketua umum
dewan adat Tabi-Jayapura, saya sangat mendukung adanya penolakan warga Biak
Numfor untuk pencalonan Thomas Ondy sebagai calon bupati Kabupaten Jayapura,”
tandasnya.
Terlebih lagi sosok
kepemimpinan Bupati Thomas Ondy telah membawa banyak perubahan di Kabupaten
Biak Numfor, demikian pendapat Zadrak, sebab
itu dia harus menjalankan roda pemerintahan secara baik sampai selesai sehingga
tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Biak Numfor dapat terwujud lebih
cepat.
Sebelumnya, Tokoh
perempuan Pulau Numfor Ibu Sofice Mansuber menegaskan, Bupati Biak Thomas Ondy
harus tetap bertahan menjalankan roda pemerintahan Kabupaten Biak Numfor karena
masih mempunyai kewajiban penuh untuk mewujudkan Pulau Numfor menjadi kabupaten
otonom baru.
“Saya bersama
masyarakat Pulau Numfor tetap menginginkan Pak Bupati tetap berada di Kabupaten
Biak Numfor dan tidak perlu mencalonkan diri sebagai cabup Kabupaten Jayapura,”
ucapnya.
Dukungan agar Thomas
Ondy tetap di Biak Numfor datang pula dari 75 orang warga Kabupaten Biak Numfor
yang sempat menggelar aksi damai di Ruang VIP Bandara Frans Kaisiepo Biak, Agustus
2016 lalu, karena merasa keberatan atas pencalonan Thomas Ondy sebagai Calon
Bupati Jayapura pada pilkada serentak Februari 2017. Sebagaimana dilansir
Kantor Berita Antara, aksi puluhan
warga Biak itu disampaikan secara langsung kepada Bupati Thomas Ondy setelah
tiba kembali di Biak dari perjalanan dinas ke Jakarta.
Sem Wambrauw, salah seorang
warga Biak, mengakui bahwa kepemimpinan Bupati Thomas Ondy di Kabupaten Biak
Numfor masih dibutuhkan untuk membawa perubahan Biak menuju bangkit, mandiri,
dan sejahtera. "Apapun alasannya, kami warga Biak Numfor menolak
pencalonan Bupati Biak Thomas Ondy sebagai Calon Bupati Kabupaten
Jayapura," tuturnya.
Aspirasi senada diakui
Lurah Fandoi Marthins Kafiar dengan mengatakan bahwa masyarakat Biak Numfor
masih mempertahankan Bupati Thomas Ondy untuk memimpin Kabupaten Biak periode
2014-2019 sampai selesai. "Sosok Bupati Biak Numfor Thomas Ondy dengan
visi misi Biak bangkit, mandiri, dan sejahtera untuk perubahan telah memberikan
dampak untuk pembangunan dan perbaikan Kabupaten Biak Numfor," ujarnya.
Fandoi Marthins
mengatakan penolakan pencalonan Bupati Biak menjadi calon Bupati Jayapura telah
disikapi warga dengan membuat pernyataan dibubuhi tanda tangan di atas kain
putih yang diserahkan ke Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe di Jayapura.
Saat menerima warga, Bupati
Thomas Ondy mengaku maju sebagai Calon Bupati Jayapura karena penugasan Partai
Demokrat Papua melalui kepemimpinan Lukas Enembe. "Aspirasi masyarakat
Biak Numfor dipersilakan diteruskan ke Gubernur Papua sebagai Ketua Umum DPD
Partai Demokrat," kata Thomas Ondy.
Dukungan kepada Thomas
Ondy tidak hanya datang manaka dirinya dirumorkan mencalonkan diri pada Pilkada
Kabupaten Jayapura 2017. Sebelumnya, pada medio 2015, sebanyak 15 orang kepala
kampung yang mewakili 257 kepala kampung di wilayah Kabupaten Biak Numfor
mendatangi dan bertemu dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di
Kota Jayapura guna meminta dukungan politik terkait jalannya pemerintahan di
daerah itu.
"Kami datang ke
DPRP untuk menyampaikan dua hal, yang pertama dari sisi pemerintah, dan yang
kedua kami minta dari pihak DPRP, dalam hal ini bapak ketua dan teman-temannya
dari Fraksi Demokrat, untuk membantu melihat ini persoalan di Biak
Numfor," tandas Willem R. Rumkabu, Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Biak
Numfor, saat itu.
Menurut Rumkabu,
kedatangan kelompoknya ke ibukota Provinsi Papua, Kota Jayapura, untuk membicarakan
stabilitas keamanan di Biak Numfor, khususnya jalannya pemerintahan yang
dipimpin oleh Bupati Thomas Alfa Edison Ondy yang kerapkali diganggu oleh
sejumlah isu dan demo yang tidak tepat sasaran.
"Kami mau
sampaikan sikap kepada DPRP, bahwa kami minta kepada siapa saja, baik aspirasi
dari masyarakat atau dari manapun tidak boleh mengganggu jalannya pemerintahan Kabupaten
Biak Numfor karena Bupati sedang melaksanakan visi-misinya, yang mana beliau sudah
membuat program yang menyentuh warga masyarakat yang ada di pedesaan atau
kampung-kampung, sehingga kami tidak mau lagi menjadi anak piatu," tegas
Rumkabu.
Karena, menurut
Rumkabu, warga Biak Numfor pernah menjadi anak piatu, tidak ada bupati sebelum kepemimpinan
Thomas Alfa Edison Ondy sehingga pernah terjadi kepincangan di pemerintahan,
sehingga pihaknya mengajak agar warga masyarakat kabupaten yang berjuluk “Kota
Karang” itu dapat bersatu padu memberikan dukungan membangun daerah.
"Sebab ada
beberapa hal penting yang akan diselesaikan oleh Bapak Bupati saat ini, pertama
adalah beliau sedang siapkan Perda tentang alokasi dana desa dari APBN/APBD
yang akan diturunkan dari pusat sampai ke pedesaan, sehingga kami berharap hal
ini berjalan lancar," katanya.
"Yang berikut,
beliau sementara melakukan reformasi birokrasi pemerintahan di Kabupaten Biak
Numfor, dan itu sudah kami lihat sekarang beliau sedang melakukan secara
menyeluruh dari tingkat bawah hingga atas," Rumkabu menambahkan.
Untuk itu, Rumkabu berharap
kepada DPRP untuk menyikapi secara bijak dan arif bilamana ada demo dari
sejumlah elemen masyarakat yang mengatas-namakan warga Biak Numfor di Jayapura.
Supaya stabilitas keamanan di Biak berjalan sebagaimana diharapkan oleh semua
pihak dan masyarakat kecil.
"Tujuan kami
datang kemari, kami tidak ingin rakyat di Biak Numfor menderita pada kali kedua.
Sebab, apa saja yang mengancam di Biak Numfor imbasnya kami yang merasakan.
Silakan orang adat atau siapapun bicara, tapi kami pimpinan akar rumput yang
tahu dan memahami persoalan di tengah masyarakat yang kami pimpin," tandas
Rumkabu.
"Mewakili
masyarakat dari 19 distrik dan 257 kampung, itu yang perlu kami tegaskan, jika
ingin demo, silakan demo di Biak Numfor. Karena semua persoalan ada di sana dan
harus selesai di Biak. Kami ingin mereka berdemo dan bertemu di Biak dan
selesaikan secara bijak," tuturnya.
Menyikapi aspirasi
warga Biak, Ketua Komisi IV DPRP Boy Markus Dawir mengatakan kedatangan Forum
Komunikasi Kepala Kampung Biak Numfor dan bertemu dengan pimpinan dewan untuk
meminta dukungan moril juga politik terkait jalannya pemerintahan di daerah
itu.
"Aspirasi mereka
langsung diterima oleh Ketua DPRP Yunus Wonda, saya dan beberapa anggota DPRP, Pak
Jefry Kaunang dan Pak Mustaqim. Aspirasinya antara lain tentang penyelenggaraan
pemerintahan di Kabupaten Biak Numfor yang hingga kini ramai didemo
terus," jelas Dawir.
Sebagai politisi
partai berlambang bintang mersi, Dawir mengatakan pihaknya tidak pernah
melindungi koruptor siapapun dalam internal partai, tapi dalam penyelenggaraan
pemerintahan, warga masyarakat diajak agar tidak cepat terprovokasi, mengadili,
memvonis seseorang sebagai tersangka dan terdakwa.
"Ini juga
kadang-kadang rakyat sering lakukan seperti itu (demo). Biarlah proses hukum
berjalan dan membuktikan hal itu. Sekali lagi saya garis-bawahi bahwa partai
kami tidak melindungi koruptor," katanya.
"Menyangkut
pelayanan pemerintahan di Biak Numfor, selama setahun belakangan ini cukup
terganggu akibat dari bupati sebelumnya tertangkap tangan saat melobi
penambahan dana pembangunan. Harapannya semua warga masyarakat Biak bisa cerdas
menyikapi masalah yang ada," ujar Dawir.
Dukungan rakyat itu
lantas dijawab oleh Bupati Thomas Ondy (di antaranya) dengan menyalurkan dana
desa dalam dua tahap di tahun 2016 lalu. Tahap pertama, pada September 2016, sekitar
60 persen atau sebesar Rp60 miliar disalurkan kepada 257 kampung di wilayah
itu. Dana desa itu, jelas Bupati Biak Thomas Ondy, bersumber dari bantuan APBN
tahun 2016 yang langsung ditransfer ke kas kampung sesuai persentase pencairan.
"Pemkab, melalui
bagian pemerintahan kampung, berharap para kepala kampung dapat memanfaatkan
kucuran dana desa untuk penguatan kapasitas aparatur pemerintahan kampung,
pemberdayaan dan pembinaan serta pembangunan masyarakat kampung," tegas
Bupati Thomas Indy.
Thomas mengatakan,
dana desa yang dicairkan Pemkab Biak Numfor supaya dimanfaatkan secara benar
serta harus dibuatkan pertangung-jawaban sehingga memperlancar proses
pendistribusian tahap kedua sebesar 40 persen.
Sebelum menggunakan
dana desa, lanjutnya, para kepala kampung (sebagai penanggung-jawab pengelola
dana desa) harus menyiapkan tambahan dokumen RPJMK 2015-2020, laporan
pertanggung-jawaban tahap III tahun anggaran 2015, laporan realisasi penggunaan
dana desa semester pertama dan semester kedua tahun 2015.
"Perputaraan uang
di kampung ketika Pemkab Biak Numfor mencairkan dana desa diharapkan berdampak
untuk menggerakkan potensi ekonomi masyarakat di setiap kampung," Bupati Thomas
Ondy berharap.
Bupati Thomas
menyebut, untuk menjamin pendistribusian pemanfaatan dana desa tepat sasaran
pihak Pemkab Biak Numfor melibatkan inspektorat badan pengawas daerah,
Kejaksaan Negeri Biak dan unit Tipikor Kepolisian Resor Biak Numfor.
Berdasarkan data
penerimaan dana desa Kabupaten Biak Numfor pada tahun anggaran 2016 mencapai
sebesar Rp149 miliar dengan besaran setiap kampung mencapai Rp500 juta hingga
Rp600 juta.
Bupati Thomas Ondy
benar-benar ingin membuat perubahan dari tingkat kampung. Para pemimpin tingkat
kampung harus diberdayakan untuk menggerakkan perekonomian skala kampung.
Dengan begitu perubahan menuju kehidupan yang lebih baik akan cepat terwujud. (*)
Komentar
Posting Komentar