Pemimpin Muda yang Penuh Totalitas dan Energi Membebaskan

* Bab 5


THOMAS Alfa Edison Ondy tampak begitu antusias tatkala mulai duduk di kursi kepala daerah Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, di tahun 2014. Dia yang ketika itu belum genap 40 tahun ingin memperoleh tantangan baru dalam rute perjalanan hidupnya. Dia tidak merasa puas kendati tapak karirnya lumayan mulus pada posisi Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah pada Sekretariat Daerah (Setda) merangkap Bendahara Rutin Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua. Dua buah posisi yang banyak diimpikan oleh mereka yang meniti karir di titian aparatur sipil negara pada pemerintahan daerah.
Tapi, Thomas Ondy lebih memilih jalan terjal yang penuh onak dan duri yang belum pula jelas apa yang bakal terjadi di ujung sana. Dia ingin tantangan baru untuk mematangkan diri. Dia terinspirasi sosok Nehemia yang dikisahkan dalam Alkitab Perjanjian Lama.

Ya Nehemia. Dalam Alkitab terjemahan lama kita mengenalnya dengan nama Nehemya atau dalam Bahasa Inggris Nehemiah. Nama Nehemia --dalam Bahasa. Ibrani-- berarti “Yahwe menghibur”. Dan dalam kamus sering diartikan “Yehovah menghiburkan” yang berasal dari kata “Jehovah comfort”. Ada pula yang mengartikan namanya dengan sebutan “Yehovah atau Tuhan itu besar”. Ini menunjukkan bagaimana Nehemia diberi oleh Tuhan untuk membawa penghiburan bagi warga bangsanya.
Terlepas apalah arti sebuah nama, dikisahkan bahwa Nehemia adalah putra dari Hakalya.  Saudaranya bernama Hanani. (Neh 1:1). Dia lahir dan tinggal di Persia. Ini karena pada masa itu Yehuda sebagai bagian Israel selatan sudah dibawa ke pembuangan sejak zaman Babilonia. Setelah Babilonia dikalahkan Persia lalu seluruh wilayah Babilonia diambil-alih oleh Persia, termasuk tempat orang-orang Yehuda yang dibuang itu berada. Jadi ada rentang waktu panjang dari zaman Babel menyerang Yehuda dan masa di mana Nehemia eksis. Selain itu bilamana Nehemia lahir di Yehuda tentu dia tahu sejak awal bahwa keadaan Yerusalem telah porak-poranda dan temboknya sudah hancur (Neh1:3).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa Nehemia lahir di Persia. Saat itu dia memiliki kedudukan yang tinggi, sebagai juru minuman raja Persia di Susan (Neh 2:1). Dia hidup pada masa pemerintahan raja Artahsasta I (464-424 SM). Dia tinggal di Persia hingga tahun ke-20 pemerintahan raja ini. Dia bukan orang sembarangan karena juru minuman merupakan kedudukan yang istimewa. Tidak semua orang dapat berhadapan dengan raja dan mengatur kebutuhan raja seperti kedekatan seorang juru minuman.
Nampaknya Mehemia termasuk orang yang disukai oleh raja. Hal ini nampak ketika pada suatu waktu berwajah muram saat menghidangkan minuman buat sang raja. Jika dia bukan orang yang dekat dengan raja tentu dia akan langsung dibunuh. Biasanya orang bermuka muram di hadapan raja langsung dihukum hati. Bahkan, kepada Nehemia, raja bertanya dan hendak memberikan apa yang diinginkannya. Karena tidak disebut-sebut istrinya, mungkin dia seorang kasim. Dia kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali tembok-tembok Yerusalem (Neh 2:1-6:19). Dia diberi kuasa oleh raja untuk memimpin rombongan Yahudi terakhir yang pulang ke negaranya dan membangun tembok keliling Yerusalem (Neh 7:1). Tugas itu dilakukannya dalam waktu 52 hari pada tahun 445 SM, meskipun usaha pembangunan kembali dirintangi dengan perlawanan dari pihak bangsa Samaria dan musuh bangsa Yahudi lainnya (Neh 6:15). Dia termasuk salah seorang organisator yang paling kuat dari masyarakat Yahudi yang pulang kembali setelah masa pembuangan. Dan kemudian dia menjadi kepala daerah Israel (Neh 8:9). Dia pelopor, penggerak dan orang yang mengkoordinasi pembangunan tembok Yerusalem hingga kepada pentahbisan tembok Yerusalem (Neh 12:1-47).
Dalam melakukan tugasnya, Nehemia bukan tanpa halangan, tanpa pergumulan atau tanpa pertimbangan yang rumit. Dari awal catatannya sudah jelas bahwa banyak hal yang harus Nehemia pergumulkan. Pertama, dia harus meninggalkan kehidupan yang telah mapan di Persia. Dia yang sudah ada pada posisi penting dan nyaman harus rela meninggalkan posisi itu jika hendak melakukan perubahan bagi bangsanya. Dia harus meninggalkan kenyamanan-kenyamanan yang telah dinikmati. Ketika di hadapan raja pun dia harus mempertaruhkan nyawanya. Jika raja tidak berkenan maka bukan tidak mungkin raja akan membunuhnya. Tatkala melakukan perjalanan ke Yerusalem, dia juga menghadapi bahaya. Saat melakukan pembangunan dia menghadapi perlawanan dari Sanbalat dan Tobia. Dia menghadapi pula ketidak-patuhan sesama anak bangsanya. Ini semua bukan pergumulan yang gampang. Namun bersyukur, Tuhan memampukan Nehemia untuk dapat melalui semua itu.
Kisah Nehemia yang inspiratif itulah yang menguatkan seorang Thomas Ondy dalam memimpin rakyat Kabupaten Biak Numfor. Ada spirit dan tambahan energi bagi seorang Thomas Ondy yang harus memimpin Kabupaten Biak Numfor dengan lumayan banyak aral-lintang. Sebab itu, dalam memimpin rakyat Biak Numfor, dia berusaha berpegang teguh pada prinsip kepemimpinan Nehemia (integritas dan visioner) dan kepemimpinan Yesus yang mengubah dunia, membebaskan umat secara menyeluruh, melayani semua orang tanpa pandang muka dan memberi hidup yang berkecukupan bagi umat. Dia berupaya tampil sebagai sosok pemimpin muda yang efektif membawa perubahan sosial.

A.   Menjaga Integritas dan Memandang Visioner   
Dari kacamata pandang iman Kristen, seorang pemimpin yang efektif haruslah seorang yang bersih dalam moral dan senantiasa menjaga standar kebenaran menurut Tuhan. Yesus diutus ke dunia untuk membawa manusia dari kegelapan menuju terang benderang. Kegelapan telah melingkupi watak dan karakter manusia lantaran iblis selalu berusaha merusak moralitas anak manusia. Tidak mengherankan bila kini sudah terlampau banyak pemimpin yang ternyata telah menyakiti hati rakyat dengan tidak memedulikan keadilan dan kesejahteraan. Salah satu sifat penting kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan untuk menyesuaikan bentuk kepribadian seseorang dengan situasi tertentu. Karakter dan moral yang kini sudah mulai rusak harus dipulihkan kembali melalui penyucian jiwa dan hati agar bersih dan dilayakkan untuk menjadi seorang pemimpin umat manusia.
Bercermin pada model kepemimpinan Nehemia, dia adalah seorang pendoa karena dia sudah lahir baru. Kebijaksanaan dan hikmat bersumber dari Tuhan (Allah). Sesungguhnya, agar seseorang dapat memimpin atau memberi pengaruh positif secara rohani kepada orang lain, dia harus memperdalam hubungannya dengan Tuhan. Komunikasi yang dijalin secara terus-menerus dengan Tuhan merupakan hubungan yang bersifat supernatural, yang mampu menghasilkan perubahan kepada para pemimpin dalam mengambil keputusan yang bijaksana. Kalau seorang pemimpin putus hubungan dengan Tuhan dan orang-orang yang dipimpinnya, dia akan kehilangan sifat ikhlas dan kerelaan.
Pemimpin yang bijaksana adalah orang yang memiliki pandangan yang tepat mengenai anugerah Tuhan. Paulus menekankan hal ini ketika dia menulis kepada Titus: "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini." (Titus 2:11- 12)
Pemimpin yang bijaksana adalah seorang yang suka berdoa. Dia akan berlutut dalam doa penyembahan yang penuh kerendahan hati. Kemudian, dia akan naik ke tingkatan yang baru dalam hidup kudus dan benar. Petrus mengatakan hal ini ketika ia menasihati pengikut-pengikutnya: "... kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." (1 Petrus 4:7)
Selain menjaga integritas yang berbuah pada sosok nan bijak, Thomas Ondy pun berusaha menjadi sosok seorang pemimpin yang berpandangan jauh ke depan. Dia menyadari bahwa pasti akan ada kerikil-kerikil tajam bagi jalannya kepemimpinan di Kabupaten Biak Numfor. Sebab itu, ketika Bupati Yesaya Sombuk tersandung perkara hukum, Thomas tidak serta merta langsung memegang tampuk pemerintahan tanpa legitimasi. Dia pun meminta Kementerian Dalam Negeri memberikan legitimasi sebagai pelaksana tugas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, sebelum ada pengangkatan bupati definitif.
Seperti pengalaman Nehemia yang mengetahui bahwa pasti akan bangkit perlawanan saat dirinya harus membangun kembali tembok Yerusalem. Nehemia meminta sang raja memberikan mandat tertulis agar perjalanannya aman dan dia mendapat dukungan untuk menyelesaikan mandat tersebut, "... memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota ..." Dia merencanakan strateginya secara cermat. Tuhan memakai orang biasa yang awam, yang memiliki tujuan dan visi yang tidak biasa. Nehemia mengungkapkan visinya lewat istilah yang sesederhana mungkin. Sasaran bangsa itu adalah pembangunan kembali tembok Yerusalem.  

B.     Kepemimpinan yang Mengubah
Dalam iman Kristen pula, sosok Yesus adalah utusan Tuhan yang membawa pesan untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas dan untuk memberitakan tahun rahmat telah datang.
Sebagai utusan Tuhan, bila kita cermati, terlihat visi dan misi Yesus yang mengubah dan membebaskan umat-Nya dari berbagai sisi lemah kehidupan manusia, antara lain:
* Yesus memberi kabar baik kepada umatnya yang miskin --baik jasmani maupun rohani. Dia memperjuangkan perbaikan perekonomian umatnya.
* Yesus memberikan pembebasan bagi umatnya yang tertawan  --Ia memperjuangkan keselamatan manusia.
* Berkat kekuasaan Tuhan, Yesus membuka mata bagi umatnya yang buta. Makna yang lebih dalam lagi, Yesus memperjuangkan hal kesehatan dan pendidikan.
* Yesus membebaskan umatnya yang tertindas, dia memperjuangkan umatnya dari praktik-praktik ketidak-adilan dan ketidak-benaran .
* Yesus memberitakan tahun penuh rahmat Tuhan kepada umatnya. Dia membawa pesan mengumumkan adanya pembebasan menyeluruh kepada umat manusia.
* Yesus juga datang untuk membawa kehidupan yang berkelimpahan bagi mereka yang menerima-Nya (Yohanes 10:10).
Sebagai utusan Tuhan, Yesus memiliki suatu visi dan misi kepemimpinan yang sangat dalam, yaitu dia datang untuk mentransformasi (mengubah) dunia, membebaskan umat manusia secara menyeluruh, melayani semua orang tanpa pandang muka dan memberi hidup yang berkelimpahan bagi mereka yang mengimani Tuhan.
Dengan amanah dan pesan yang begitu mencerahkan, Yesus pun membangun pola pikir baru yang diharapkan mampu membawa banyak perubahan dalam kehidupan. Yesus mesti tampil sebagai seorang Mesias yang menanamkan perubahan penuh arti.
Orang-orang yang hidup pada zaman Yesus mengharapkan kehadiran seorang Mesias yang mengadakan perubahan hebat. Pola pikir mereka, antara lain: Ia akan mengelilingi seluruh daerah, mengendarai seekor kuda yang besar, memegang pedang yang hebat, dan memimpin pasukan yang amat besar untuk mengusir penjajah Romawi keluar dari tanah perjanjian. Selanjutnya, Ia akan mendirikan suatu kerajaan yang akan menggentarkan dan mengagumkan musuh-musuh-Nya --sebuah kerajaan damai dan adil yang tidak akan pernah berakhir (Yesaya 9:6;Daniel 4:34;6:27). Lalu sampai saat Yesus diwafatkan Tuhan, mereka pun bertanya, kapan Yesus akan mendirikan kerajaan Tuhan di bumi?
Benar, Yesus adalah tokoh pengubah dunia, sang pembebas. Dia datang memperjuangkan perbaikan segala aspek kehidupan manusia. Dengan gagah Ia berani melawan musuh-musuh Tuhan. Ia tegas dengan segala sabdanya. Ia berusaha membela hak-hak kaum lemah dengan menentang hukum-hukum manusia yang ada. Dia bekerja sesuai dengan rencana Tuhan, penuh lemah lembut, kasih dan kesetiaan.

C.   Kasih yang Melayani
Energi untuk mengubah haruslah diwujudkan dalam sikap tindak yang penuh kasih dan melayani. Sekali lagi, sebagai penganut Kristen taat, Thomas Ondy sangat lekat mengimani apa yang dicontohkan oleh Yesus sebagai sosok yang penuh kasih melayani umatnya.
Dikisahkan, di masa hidupnya, Yesus kerap melihat para penggembala memimpin domba mereka ke padang rumput yang terletak di lembah dekat Nazaret. Dia mengamati seorang penggembala memeluk domba, merawat domba itu penuh kelembutan. Kadangkala Yesus mendengar penggembala memanggil domba-dombanya dan domba-domba itu berlari mengikuti pemimpin mereka. Dia juga memperhatikan bagaimana penggembala melindungi domba-dombanya dari ancaman dan terkaman serigala. Di sana juga terdapat penggembala upahan. Pagi-pagi para penggembala membuka pintu dan menuntun domba-domba ke tempat yang banyak rumput dan pada sore hari membawa kembali ke kandang masing-masing. Yesus banyak belajar di lapangan terbuka bagaimana memelihara domba-domba di Palestina --khususnya di desa Nazaret.
Sebagai gembala yang baik, Yesus memperhatikan umatnya yang hidup di zamannya dan dia menyiapkan tempat ibadah masa depan.
Beberapa prinsip yang berhubungan dengan Yesus sebagai seorang pemimpin bak  gembala:
·         Bahwa seorang penggembala mengenal setiap domba dan mengenal namanya masing-masing. Artinya, seorang pemimpin haruslah mengenali para pengikut atau orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya.
·         Bahwa para penggembala mengasihi domba-dombanya dan bahkan rela menyerahkan nyawanya. Maknanya, setiap pemimpin mesti total dalam mengayomi dan melindungi orang-orang yang berada di bawah kendali kepemimpinannya.
·         Bahwa para penggembala penuh kasih merawat setiap domba yang kena luka hati dan yang gelisah hati. Artinya, seorang pemimpin harus mampu menjalin tali komunikasi dari hati ke hati dengan bawahan dan pihak terkait lainnya.
·         Bahwa penggembala tahu kapan harus membawa domba-dombanya yang letih lesu dan berbeban berat kepada perhentian dan damai sejahtera. Maknanya, seorang pemimpin tidak sekadar memacu kinerja bawahan, dia harus tahu batas kekuatan bawahan dan kapan mesti disegarkan kembali agar kehidupan tidak stagnan.
·         Dalam kerangka kehidupan umat dan keagamaan, Yesus memberdayakan murid-murid-Nya (Lukas 9:1;10:1-24); menugaskan mereka untuk memimpin dan menjalankan liturgi (manajemen) gereja.
Fokus kepemimpinan Yesus sebagai gembala adalah memenuhi kebutuhan rohani umat manusia. Namun begitu Yesus tidak pula mengabaikan pemenuhan kebutuhan sosial, emosional dan fisikal.
Atas dasar prinsip-prinsip gembala itulah, Yesus tampil sebagai model pertama sosok pemimpin yang melayani. Sebagaimana ditegaskan dalam (Markus 10:42-45), Yesus berkata bahwa dia datang untuk melayani dan memberikan kehidupan umat Tuhan.
Amanat sebagai pemimpin yang melayani bukan cuma ditujukan pada diri Yesus selaku utusan Tuhan. Umat pun harus meneladani apa yang telah dicontohkan oleh Yesus sebagaimana dipesankan dalam beberapa ayat Alkitab. Bahwa Yesus pemimpin yang mengutamakan kepentingan orang lain (Pilipi 2:1-8). Bahwa Yesus pemimpin yang peduli dengan pergumulan umat manusia (Matius 20:34;Markus 1:31;Yohanes 11:35-38) dan Yesus seorang pemimpin yang rendah hati (Pilipi 2:7,8),
Melayani dengan hati tidak akan terlepas dari nilai mengutamakan kepentingan orang lain, empati dan simpati pada khalayak, dan berusaha rendah hati menghadapi setiap mereka yang datang.
Sebagai pemimpin muda Biak Numfor, Thomas Ondy berusaha menerapkan prinsip dan nilai kasih melayani yang telah dicontohkan oleh Yesus dalam melayani umatnya. Dia tak ingin rakyat Biak Numfor kecewa.

D.   Mengembangkan Karunia dan Potensi
Kemampuan mengembangkan potensi atau kelebihan yang dikaruniakan Tuhan kepada setiap manusia itu akan membedakan seorang pemimpin yang benar-benar efektif dan seorang pemimpin biasa-biasa saja. Salah satu penemuan terpenting yang akan membuat kita menjadi pemimpin yang berbeda adalah potensi dan kelebihan-kelebihan yang telah Tuhan karuniakan. Karunia potensi dan kelebihan-kelebihan itu harus ditemukan, dikembangkan, dan dibagikan dengan tujuan untuk melayani sesama umat manusia.
Pada setiap kisah dalam Alkitab, seorang pemimpin yang memiliki karunia dan kemudian mengembangkannya ternyata mampu menjawab setiap kebutuhan sesuai dengan waktu atau situasi yang mengikutinya. Karunia tersebut untuk menyelesaikan masalah. Karunia tersebut akan memainkan suatu peran yang penting dalam hal bagaimana akan mendekati posisi kepemimpinan kita. Ketika kita memimpin dengan menjunjung prinsip mengembangkan karunia yang ada, maka kepemimpinan kita menjadi produktif, berpengaruh besar, mengalami kepuasan, dan pengikut (yang dipimpin) merasa nyaman.
Karunia itulah yang harus dikedepankan menjadi hal utama dan pertama . Pakar kepemimpinan kelas dunia Robert J. McKain berujar, “Alasan mengapa kebanyakan tujuan utama tidak tercapai adalah karena kita melewatkan waktu kita untuk  melakukan hal-hal nomor dua terlebih dulu.”  Dan pepatah kepemimpinan mengatakan, “Seringkali hal-hal yang baik menghalangi kita untuk melakukan yang terbaik.” Mendahulukan yang utama merupakan persoalan yang terkait erat dengan inti kehidupan.
Menentukan sebuah prioritas dalam kepemimpinan menjadikan kita seorang pemimpin yang mampu melihat kondisi-kondisi yang sedang kita alami. Ketika kita gagal memprioritaskan pilihan-pilihan kita, akibatnya kepemimpinan yang sedang kita jalani tidak fokus. Prioritas yang benar dan tepat akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar lagi.
Seorang pemimpin diharapkan mampu menjadi organisator yang baik, serta mampu mendelegasikan tugas-tugasnya kepada orang-orang yang dia pimpin sesuai dengan potensi dan kelebihan yang ada pada diri mereka. Kadang-kadang yang dijumpai adalah para pemimpin enggan membagi tugas lantaran dia merasa mampu dan takut kehilangan “power.”  Bila kita mempelajari ajaran Yesus maka hal ini tidak sejalan dengan yang diajarkannya. Komitmen pemimpin untuk mendelegasikan tugas, wewenang dan tanggung jawab sebenarnya juga sejalan dengan misi pembentukan calon pemimpin masa depan secara bertahap.
Pendelegasian juga menuntut kemauan pemimpin untuk tidak hanya berkata “bersedia” membagi “kuasa” atau wewenangnya kepada anak buah, tapi “benar-benar” memberikan kekuasaan dan wewenang dalam aktivitas kerja yang sesungguhnya. Para pemimpin muda seperti Thomas Ondy harus memberikan kepercayaan kepada tim yang sedang dia pimpin di jajaran Pemerintah Kabupaten Biak Numfor.
Keberhasilah dari pemimpin kaum muda adalah ketika dia berani memberikan tanggung jawab atau pendelegasian kepada anak buahnya. Kecenderungan pemimpin muda, tatkala mereka diberikan tanggung jawab, mereka sangat bangga dan dengan penuh tanggung jawab mengerjakan apa yang sementara pemimpin mandatkan kepadanya. Sebagai pemimpin muda, Thomas Ondy tidak merasa takut mendelegasikan tugas-tugasnya kepada orang-orang di segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Biak Numfor. Dia meyakini bahwa setiap aparatur di bawah kepemimpinannya memiliki kemampuan dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan roda administrasi, birokrasi dan kebijakan pemerintahan.
Dengan keberanian mendelegasikan tugas dan wewenang, Thomas Ondy berharap sistem dan roda pemerintahan akan terus berjalan tanpa harus ada kehadiran fisik dirinya. Dengan keberanian itu kelak lahir pemimpin-pemimpin pada level dan lingkup yang dibutuhkan.
Thomas Ondy menyadari benar bahwa pemimpin muda yang berhasil adalah pemimpin muda yang mampu melahirkan pemimpin baru. Meminjam pendapat pakar kepemimpinan kenamaan John C. Maxwell bahwa kesuksesan tanpa pengganti adalah bencana. Para pemimpin yang mampu mengembangkan pemimpin berikutnya ini terbukti bhwa mereka memiliki hati yang murni dalam kepemimpinan, memiliki visi yang lebih besar, pemimpin yang tidak sekadar mementingkan dirinya sendiri, dan seorang yang menikmati jika orang lain mengalami pertumbuhan.
Semua itu menjadi pendorong bagi seorang Thomas Ondy untuk mendharma-baktikan seluruh energi yang dimilikinya untuk membawa perubahan bagi rakyat-masyarakat Kabupaten Biak Numfor.

E.    Menuai Dukungan Rakyat
Berkat prinsip-prinsip kepemimpinan efektif yang diterapkannya, meski baru seumur jagung memimpin masyarakat dan pemerintahan Kabupaten Biak Numfor, Thomas Ondy dapat dikatakan telah menorehkan kesan positif di benak dan mata rakyat. Tidak hanya warga Biak Numfor yang terkesan pada Thomas Ondy, sempat pula beredar rumor dia diminta warga Kabupaten Jayapura untuk maju pada pemilihan kepala daerah serentak pada Februari 2017. Namun, dia lebih memilih menyelesaikan tugas dan amanah yang diberikan oleh rakyat Biak Numfor yang baru akan berakhir pada 2019.  
Hal itu terlihat, misalkan, pada ujaran aspirasi Ketua Dewan Adat Tabi-Jayapura Zadrak Taimen. Zadrak mengharapkan, Bupati Thomas Ondy yang juga putra adat Tabi Jayapura diminta fokus untuk membangun Kabupaten Biak Numfor dengan mewujudkan visi-misinya guna menuju Biak bangkit mandiri sejahtera untuk perubahan.
“Amanah rakyat-masyarakat Kabupaten Biak Numfor yang telah memilih Thomas Ondy sebagai Bupati Biak Numfor periode 2014-2019 supaya dijalankan hingga selesai dan tidak perlu maju ikut dalam pilkada serentak Kabupaten Jayapura 15 Februari 2017,” ucap Ketua Dewan Adat Tabi-Jayapura Zadrak Taimen beberapa waktu lalu.
Zadrak mengakui, sesuai keinginan dewan adat Tabi setiap putra daerah asal wilayah adat Tabi yang sudah berhasil menjadi Bupati di kabupaten lain agar tetap menjalankan tugas pemerintahan dengan baik.
Sempat beredar luas kabar keinginan Bupati Biak Thomas Ondy untuk maju di pilkada Kabupaten Jayapura pada Februari 2017. Namun kabar itu tidak berlanjut lantaran rakyat Biak Numfor tidak rela melepaskan Thomas Ondy. Menurut Zadrak Taimen, keinginan Bupati Thomas Ondy untuk maju ke Pilkada Kabupaten Jayapura 2017 mendapat penolakan dari warga Biak, kaum perempuan dan aparatur kepala distrik setempat.
“Sebagai ketua umum dewan adat Tabi-Jayapura, saya sangat mendukung adanya penolakan warga Biak Numfor untuk pencalonan Thomas Ondy sebagai calon bupati Kabupaten Jayapura,” tandasnya.
Terlebih lagi sosok kepemimpinan Bupati Thomas Ondy telah membawa banyak perubahan di Kabupaten Biak Numfor, demikian pendapat  Zadrak, sebab itu dia harus menjalankan roda pemerintahan secara baik sampai selesai sehingga tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Biak Numfor dapat terwujud lebih cepat.
Sebelumnya, Tokoh perempuan Pulau Numfor Ibu Sofice Mansuber menegaskan, Bupati Biak Thomas Ondy harus tetap bertahan menjalankan roda pemerintahan Kabupaten Biak Numfor karena masih mempunyai kewajiban penuh untuk mewujudkan Pulau Numfor menjadi kabupaten otonom baru.
“Saya bersama masyarakat Pulau Numfor tetap menginginkan Pak Bupati tetap berada di Kabupaten Biak Numfor dan tidak perlu mencalonkan diri sebagai cabup Kabupaten Jayapura,” ucapnya.
Dukungan agar Thomas Ondy tetap di Biak Numfor datang pula dari 75 orang warga Kabupaten Biak Numfor yang sempat menggelar aksi damai di Ruang VIP Bandara Frans Kaisiepo Biak, Agustus 2016 lalu, karena merasa keberatan atas pencalonan Thomas Ondy sebagai Calon Bupati Jayapura pada pilkada serentak Februari 2017. Sebagaimana dilansir Kantor Berita Antara, aksi puluhan warga Biak itu disampaikan secara langsung kepada Bupati Thomas Ondy setelah tiba kembali di Biak dari perjalanan dinas ke Jakarta.
Sem Wambrauw, salah seorang warga Biak, mengakui bahwa kepemimpinan Bupati Thomas Ondy di Kabupaten Biak Numfor masih dibutuhkan untuk membawa perubahan Biak menuju bangkit, mandiri, dan sejahtera. "Apapun alasannya, kami warga Biak Numfor menolak pencalonan Bupati Biak Thomas Ondy sebagai Calon Bupati Kabupaten Jayapura," tuturnya.
Aspirasi senada diakui Lurah Fandoi Marthins Kafiar dengan mengatakan bahwa masyarakat Biak Numfor masih mempertahankan Bupati Thomas Ondy untuk memimpin Kabupaten Biak periode 2014-2019 sampai selesai. "Sosok Bupati Biak Numfor Thomas Ondy dengan visi misi Biak bangkit, mandiri, dan sejahtera untuk perubahan telah memberikan dampak untuk pembangunan dan perbaikan Kabupaten Biak Numfor," ujarnya.
Fandoi Marthins mengatakan penolakan pencalonan Bupati Biak menjadi calon Bupati Jayapura telah disikapi warga dengan membuat pernyataan dibubuhi tanda tangan di atas kain putih yang diserahkan ke Gubernur Provinsi Papua Lukas Enembe di Jayapura.
Saat menerima warga, Bupati Thomas Ondy mengaku maju sebagai Calon Bupati Jayapura karena penugasan Partai Demokrat Papua melalui kepemimpinan Lukas Enembe. "Aspirasi masyarakat Biak Numfor dipersilakan diteruskan ke Gubernur Papua sebagai Ketua Umum DPD Partai Demokrat," kata Thomas Ondy.
Dukungan kepada Thomas Ondy tidak hanya datang manaka dirinya dirumorkan mencalonkan diri pada Pilkada Kabupaten Jayapura 2017. Sebelumnya, pada medio 2015, sebanyak 15 orang kepala kampung yang mewakili 257 kepala kampung di wilayah Kabupaten Biak Numfor mendatangi dan bertemu dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) di Kota Jayapura guna meminta dukungan politik terkait jalannya pemerintahan di daerah itu.
"Kami datang ke DPRP untuk menyampaikan dua hal, yang pertama dari sisi pemerintah, dan yang kedua kami minta dari pihak DPRP, dalam hal ini bapak ketua dan teman-temannya dari Fraksi Demokrat, untuk membantu melihat ini persoalan di Biak Numfor," tandas Willem R. Rumkabu, Ketua Forum Komunikasi Kabupaten Biak Numfor, saat itu.
Menurut Rumkabu, kedatangan kelompoknya ke ibukota Provinsi Papua, Kota Jayapura, untuk membicarakan stabilitas keamanan di Biak Numfor, khususnya jalannya pemerintahan yang dipimpin oleh Bupati Thomas Alfa Edison Ondy yang kerapkali diganggu oleh sejumlah isu dan demo yang tidak tepat sasaran.
"Kami mau sampaikan sikap kepada DPRP, bahwa kami minta kepada siapa saja, baik aspirasi dari masyarakat atau dari manapun tidak boleh mengganggu jalannya pemerintahan Kabupaten Biak Numfor karena Bupati sedang melaksanakan visi-misinya, yang mana beliau sudah membuat program yang menyentuh warga masyarakat yang ada di pedesaan atau kampung-kampung, sehingga kami tidak mau lagi menjadi anak piatu," tegas Rumkabu.
Karena, menurut Rumkabu, warga Biak Numfor pernah menjadi anak piatu, tidak ada bupati sebelum kepemimpinan Thomas Alfa Edison Ondy sehingga pernah terjadi kepincangan di pemerintahan, sehingga pihaknya mengajak agar warga masyarakat kabupaten yang berjuluk “Kota Karang” itu dapat bersatu padu memberikan dukungan membangun daerah.
"Sebab ada beberapa hal penting yang akan diselesaikan oleh Bapak Bupati saat ini, pertama adalah beliau sedang siapkan Perda tentang alokasi dana desa dari APBN/APBD yang akan diturunkan dari pusat sampai ke pedesaan, sehingga kami berharap hal ini berjalan lancar," katanya.
"Yang berikut, beliau sementara melakukan reformasi birokrasi pemerintahan di Kabupaten Biak Numfor, dan itu sudah kami lihat sekarang beliau sedang melakukan secara menyeluruh dari tingkat bawah hingga atas," Rumkabu menambahkan.
Untuk itu, Rumkabu berharap kepada DPRP untuk menyikapi secara bijak dan arif bilamana ada demo dari sejumlah elemen masyarakat yang mengatas-namakan warga Biak Numfor di Jayapura. Supaya stabilitas keamanan di Biak berjalan sebagaimana diharapkan oleh semua pihak dan masyarakat kecil.
"Tujuan kami datang kemari, kami tidak ingin rakyat di Biak Numfor menderita pada kali kedua. Sebab, apa saja yang mengancam di Biak Numfor imbasnya kami yang merasakan. Silakan orang adat atau siapapun bicara, tapi kami pimpinan akar rumput yang tahu dan memahami persoalan di tengah masyarakat yang kami pimpin," tandas Rumkabu.
"Mewakili masyarakat dari 19 distrik dan 257 kampung, itu yang perlu kami tegaskan, jika ingin demo, silakan demo di Biak Numfor. Karena semua persoalan ada di sana dan harus selesai di Biak. Kami ingin mereka berdemo dan bertemu di Biak dan selesaikan secara bijak," tuturnya.
Menyikapi aspirasi warga Biak, Ketua Komisi IV DPRP Boy Markus Dawir mengatakan kedatangan Forum Komunikasi Kepala Kampung Biak Numfor dan bertemu dengan pimpinan dewan untuk meminta dukungan moril juga politik terkait jalannya pemerintahan di daerah itu.
"Aspirasi mereka langsung diterima oleh Ketua DPRP Yunus Wonda, saya dan beberapa anggota DPRP, Pak Jefry Kaunang dan Pak Mustaqim. Aspirasinya antara lain tentang penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Biak Numfor yang hingga kini ramai didemo terus," jelas Dawir.
Sebagai politisi partai berlambang bintang mersi, Dawir mengatakan pihaknya tidak pernah melindungi koruptor siapapun dalam internal partai, tapi dalam penyelenggaraan pemerintahan, warga masyarakat diajak agar tidak cepat terprovokasi, mengadili, memvonis seseorang sebagai tersangka dan terdakwa.
"Ini juga kadang-kadang rakyat sering lakukan seperti itu (demo). Biarlah proses hukum berjalan dan membuktikan hal itu. Sekali lagi saya garis-bawahi bahwa partai kami tidak melindungi koruptor," katanya.
"Menyangkut pelayanan pemerintahan di Biak Numfor, selama setahun belakangan ini cukup terganggu akibat dari bupati sebelumnya tertangkap tangan saat melobi penambahan dana pembangunan. Harapannya semua warga masyarakat Biak bisa cerdas menyikapi masalah yang ada," ujar Dawir.
Dukungan rakyat itu lantas dijawab oleh Bupati Thomas Ondy (di antaranya) dengan menyalurkan dana desa dalam dua tahap di tahun 2016 lalu. Tahap pertama, pada September 2016, sekitar 60 persen atau sebesar Rp60 miliar disalurkan kepada 257 kampung di wilayah itu. Dana desa itu, jelas Bupati Biak Thomas Ondy, bersumber dari bantuan APBN tahun 2016 yang langsung ditransfer ke kas kampung sesuai persentase pencairan.
"Pemkab, melalui bagian pemerintahan kampung, berharap para kepala kampung dapat memanfaatkan kucuran dana desa untuk penguatan kapasitas aparatur pemerintahan kampung, pemberdayaan dan pembinaan serta pembangunan masyarakat kampung," tegas Bupati Thomas Indy.
Thomas mengatakan, dana desa yang dicairkan Pemkab Biak Numfor supaya dimanfaatkan secara benar serta harus dibuatkan pertangung-jawaban sehingga memperlancar proses pendistribusian tahap kedua sebesar 40 persen.
Sebelum menggunakan dana desa, lanjutnya, para kepala kampung (sebagai penanggung-jawab pengelola dana desa) harus menyiapkan tambahan dokumen RPJMK 2015-2020, laporan pertanggung-jawaban tahap III tahun anggaran 2015, laporan realisasi penggunaan dana desa semester pertama dan semester kedua tahun 2015.
"Perputaraan uang di kampung ketika Pemkab Biak Numfor mencairkan dana desa diharapkan berdampak untuk menggerakkan potensi ekonomi masyarakat di setiap kampung," Bupati Thomas Ondy berharap.
Bupati Thomas menyebut, untuk menjamin pendistribusian pemanfaatan dana desa tepat sasaran pihak Pemkab Biak Numfor melibatkan inspektorat badan pengawas daerah, Kejaksaan Negeri Biak dan unit Tipikor Kepolisian Resor Biak Numfor.
Berdasarkan data penerimaan dana desa Kabupaten Biak Numfor pada tahun anggaran 2016 mencapai sebesar Rp149 miliar dengan besaran setiap kampung mencapai Rp500 juta hingga Rp600 juta.

Bupati Thomas Ondy benar-benar ingin membuat perubahan dari tingkat kampung. Para pemimpin tingkat kampung harus diberdayakan untuk menggerakkan perekonomian skala kampung. Dengan begitu perubahan menuju kehidupan yang lebih baik akan cepat terwujud. (*)

Komentar