PERTUMBUHAN EKONOMI BALI: Genjot Sektor Pariwisata

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI: Genjot Sektor Pariwisata
Pantai Kuta
Ilustrasi/JIBI 
 
Menggalakkan dan membangkitkan sektor pariwisata terutama wisatawan domestik harus dilakukan oleh pemerintah daerah Bali agar terhindar dari ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Fokus ke market dalam negeri sangat penting, karena pasar domestik sangat kuat dan merupakan pasar terbesar ke tiga dunia saat ini‎ sehingga memiliki potensi menjanjikan. 

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali Anak Agung Alit Wiraputra mengatakan tumbuhnya sektor pariwisata dari kunjungan domestik akan berdampak ke sektor lain dan menopang perekonomian daerah.

"Karena ini bisa mengaktifkan UMKM dan koperasi yg menjadi suplayer ke hotel serta industri kreatif karena banyaknya kerajinan yang bisa bangkit akibat aktifnya pariwisata," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (23/7/2015).
 
‎Khusus kepada pemerintah daerah, Alit menyarankan agar memberikan bantuan kepada UMKM dan koperasi berupa dana dan akses pemasaran. Dengan demikian, lanjutnya, koperasi dan UMKM dapat berproduksi serta produksinya terserap  dan laku terjual‎.

Selain itu‎, pemda disarankan segera memaksimalkan penyerapan anggaran yang hingga Juli diperkirakan baru terserap sekitar 30%. Sementara sisa waktu anggaran pada tahun ini, hanya tersisa 5 bulan.

Menurutnya, langkah-langkah itu harus segera diambil pemda di Bali karena pelemahan rupiah dan melambatanya ekonomi nasional akan berpengaruh. Alit menegaskan ‎ekspor tidak bisa diandalkan mengingat kondisi ekonomi global dan negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat belum normal.

"Ekspor kalau ingin digenjot harus mencoba daerah tujuan lain, tetapi kan tidak bisa langsung mendongkrak perekonomian," tuturnya.
 
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali tahun ini berada pada kisaran 5,8% - 6,8% (year on year), lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu 6,72% (yoy).  Perkiraan ini lebih  rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 6,16% - 7,16% (yoy). 

Prediksi lebih rendah itu dikarenakan adanya perlambatan pertumbuhan sisi permintaan dan penawaran. Perlambatan permintaan disebabkan masih terhambatnya realisasi proyek pemerintah yang menahan kinerja investasi. 

Selain itu, konsumsi masih tertahan oleh kenaikan harga beberapa kebutuhan primer meskipun inflasi diperkirakan terjaga.

"Perbaikan kinerja ekspor yang tidak sekuat se-belumnya juga turut menahan pertumbuhan ekonomi 2015," jelas Kepala Perwakilan BI Bali Dewi Setyowati dalam laporan publikasi.

Dari sisi penawaran, lapangan usaha pertanian tertahan, karena masih terdapat nya tantangan pada lapangan usaha tersebut. Namun, lanjutnya, industri pariwisata yang diwakilkan oleh kategori penyediaan akomodasi makan dan minum dan kategori perdagangan besar serta eceran diperkirakan masih akan tumbuh kuat pada tahun ini.

Itu terjadi dengan dukungan pemerintah akan promosi pariwisata cukup kuat serta rencana pembebasan visa untuk 30 negara tambahan berpotensi mendorong peningkatan kinerja industri pariwisata. Menurutnya, sektor pariwisata dan pertanian harus ditumbuhkan agar menggerakkan roda ekonomi.

Sektor properti juga belum bisa diandalkan meskipun sudah ada kebijakan pelonggaran loan to value (ltv) dari bank sentral.‎
sumber: http://kabar24.bisnis.com
 

Komentar