Wali Kota Risma: Korupsi Sama Bahayanya dengan Narkoba

Wali Kota Risma: Korupsi Sama Bahayanya dengan Narkoba

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menerima sajian Lontong Balap, kuliner khas Surabaya saat membuka Festival Kampung Lawas di kawasan Maspati gang 5 dan 6, Surabaya, 26 Mei 2015. Pemkot Surabaya membuat pelestarian kawasan kawasan kota tua sebagai salah satu aset wisata cagar budaya di Surabaya. FULLY SYAFI
 
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan praktek korupsi sama berbahayanya dengan narkoba. Dia mengatakan semestinya korupsi bisa dicegah melalui pemberdayaan peran perempuan yang memiliki posisi penting dalam keluarga.

"Korupsi ini sama bahayanya dengan narkoba, maka wajib dicegah," kata Risma di sela-sela pelatihan yang diprakarsai Komisi Pemberantasan Korupsi yang bertema "Saya Perempuan Anti Korupsi" di Surabaya, Selasa, 26 Mei 2015.

Menurut Risma, penanganan kasus korupsi tidak hanya memerlukan proses penindakan kasus, tapi perlu adanya pencegahan pula. Ia menegaskan, upaya pencegahan korupsi lebih efektif dibandingkan dengan upaya penindakan.

Sebabnya, kata Risma, seorang ibu lebih mampu berkomunikasi dengan anggota keluarga dan lebih bisa mempengaruhi anak supaya tidak tergoda praktek korupsi. "Saya yakin perempuan bisa, kalau kita semua bergerak Indonesia makmur itu bisa terwujud."

Semangat antikorupsi itu, lanjut dia, pernah diimplementasikan di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, seperti dugaan kasus pungutan liar yang beberapa waktu lalu ikut menyeret institusi Satuan Polisi Pamong Praja Surabaya.

Berkaca pada kasus itu, Risma langsung untuk tidak sekali-sekali tergoda korupsi karena sanksi berupa tindakan tegas sudah menunggu. "Saya langsung kumpulkan semuanya, ngomong untuk apa kalau punya harta banyak tetapi hidup nggak tenang," ujar dia.

Risma menambahkan, menjadi pegawai negeri memiliki keterbatasan, sehingga tidak boleh seenaknya dalam bertindak, termasuk mengambil pungutan liar itu. “Saya biasanya langsung tangani sendiri, supaya ada efek jera bagi yang lainnya,” kata dia.

Dalam pelatihan itu, Risma juga didaulat menjadi salah satu perempuan pelopor antikorupsi. Sebagai simbol mendukung gerakan antikorupsi, Risma memberikan cap tangan di atas kain putih tanda penolakan perempuan pada korupsi di Indonesia.

Cap tangan itu juga dibubuhkan tulisan oleh Risma yang berisi "Mari kita ajak keluarga dan lingkungan bersama-sama memberantas korupsi." Dia mengajak kepada seluruh perempuan Indonesia mencegah korupsi. Pencegahan berawal dari diri sendiri dan keluarga. (http://nasional.tempo.co)

Komentar