Bupati Solok Drs H Syamsu Rahim, MM


Naikkan Operasional Camat dan
Walinagari untuk Kembangkan Posdaya

Laporan: Ade
 
Amanah Bupati Solok, Sumatera Barat, masa bakti tahun 2010-2015 kini berada di pundak Drs H Syamsu Rahim, MM. Walaupun bukan perkara ringan, tetapi bagi Syamsu Rahim, kepercayaan yang diberikan masyarakat Solok dijadikannya sebagai ladang amal ibadah. Pembawaannya yang tegas, disiplin, amanah, jujur, sederhana, namun senantiasa mengedepankan rasa kasih sayang dalam membela rakyat lemah, bersikap optimis serta isitiqomah memegang nilai-nilai kehidupan dan prinsip kepemimpinan menjadi bekalnya dalam mengangkat masyarakat Solok lebih bahagia dan sejahtera.
Sejak resmi dilantik menjadi Bupati Solok pada Senin, 2 Agustus 2010 lalu, Drs H Syamsu Rahim, MM yang berpasangan dengan Desra Ediwan Anantanur, bertekad untuk mengabdi sepenuh hati bagi rakyat Kabupaten Solok. Sosok tokoh yang sudah banyak “makan asam garam” pada lingkungan pemerintahan ini dengan mottonya “komitmen tiada henti menegakkan pemerintahan yang baik”. Tak heran, bila berbagai prestasi dan penghargaan pun diraih Drs H Syamsu Rahim terutama saat menjabat Walikota Solok periode 2005-2010.
Berbekal pengalaman itulah, hal serupa berupaya diterapkan pria kelahiran Paninjauan, Kabupaten Solok, 6 Maret 1956 ini, di wilayah kekuasaannya. Hal ini dilakukan, tiada lain guna mengangkat masyarakat Solok ke tempat yang lebih mulia, bahagia dan sejahtera. Apalagi jalan menuju itu kini semakin terbuka, salah satunya melalui Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) gagasan Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono yang mulai bergulir di wilayahnya sejak Oktober 2011 lalu.
Keberadaan Posdaya sebagai forum silaturahmi dan komunikasi masyarakat, ternyata kian dirasakan manfaatnya dalam upaya pendekatan pemberdayaan keluarga guna mengentaskan kemiskinan.
Langkah ini, juga dalam rangka menjawab sekaligus merealisasikan Intruksi Presiden No 3 tahun 2010 tentang pembangunan berkeadilan yang pro rakyat yang diamanatkan kepada seluruh pemimpin kepala daerah. Bahkan upaya ini sekaligus dalam rangka mempercepat pencapaian target-target dan sasaran Millennium Development Goals (MDGs) pada 2015.
Bupati Solok Drs H Syamsu Rahim, MM mengakui, program Posdaya ini telah mampu memberikan pencerahan baru, dalam upaya mengembalikan jati diri sifat masyarakat Indonesia yang peduli terhadap sesama, lebih mengedepankan pendekatan pemberdayaan keluarga, menyentuh bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan ekonomi, kelestarian lingkungan, sosial budaya dan agama.
Dan Posdaya, kata mantan Ketua DPRD Kota Sawahlunto yang menjabat dua periode 1999-2004 dan 2004-2009 ini, ternyata sejalan dengan tungku tigo sajarangan tigo tali sapilin (kegiatan silaturahmi dari tiga kelompok masyarakat adat tanah minang yaitu dari sisi cerdik pandai seperti perguruan tinggi, sisi kekuasaan seperti pemerintah daerah dan dari unsur masyarakat dalam rangka menyegarkan kembali sifat gotong royong dan peduli terhadap sesama anak bangsa, red) yang secara intensif digalakkan kembali Pemkab Solok pada 2011, setelah sekian lama hampir luntur di masyarakat Sumatera Barat.
Oleh karena itu, ujar pria lulusan APDN Bukittinggi tahun 1981 ini, pihaknya menyambut hangat serta memberikan apresiasi yang sangat positif atas berkembangnya Posdaya di Kabupaten Solok. “Yang perlu kita antisipasi adalah jangan sampai ada intrik dan polemik, seakan-akan Posdaya itu institusi baru yang mengintervensi dan mengalih fungsi dari institusi masyarakat yang lainnya,” ujarnya.
Tidak demikian, lanjutnya, tetapi Posdaya itu sebenarnya, bersinergi bersama-sama dengan institusi yang ada, dalam rangka pemberdayaan, mengeroyok keluarga, supaya mereka lebih sejahtera di masa datang. “Itu yang perlu diperhatikan,” tutur ayah tiga anak (dr Eviola Sera, Yohami Fadil Akhwat dan Suci Humairah Losera) ini buah pernikahannya dengan Hj Erlinda Syamsu Rahim, SSos kepada Ade Sudrajat, Wartawan Majalah Gemari saat diwawancara di rumah dinas Bupati Solok, Jl Raya Arosuka No 1, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, menjelang acara Pertemuan Evaluasi Penggerakan Keluarga Kabupaten Solok, pada Selasa, 13 September 2011 lalu.
“Saya sebagai Bupati Solok dalam kaitannya dengan Posdaya, tentu akan menyiapkan akomodasi dalam bentuk kebijakan pemerintah daerah. Inilah tugas bupati,” tegas pria lulusan S1 Fisipol UGM Yogyakarta tahun 1987 ini semangat.
Sudah berapa banyak program institusi masyarakat di lapangan, lanjut Syamsu Rahim, sudah berapa banyak kredit yang disalurkan, tetapi keluarga masih belum berdaya seperti yang kita harapkan. “Maka mudah-mudahan dengan adanya Posdaya ini, semakin menambah motivasi bagi institusi yang ada untuk bersinergi dan bekerja sama dalam rangka pemberdayaan keluarga di masa yang akan datang,” imbuh peraih penghargaan Adipura tahun 2007, saat menjabat Walikota Kota Solok periode 2005-2010 ini optimis.
Jadi sekali lagi, pinta Syamsu Rahim, jajarannya harus betul-betul menyukseskan Program Posdaya ini, tetapi tidak menimbulkan intrik dan polemik dengan institusi yang lain. “Karena saya tahu bahwa kader PKK, kader Posyandu, BPPKB, PLKB juga kader Posdaya. Orangnya itu-itu juga, cuma bagaimana kita memainkan peran masing-masing dengan institusi ini. Betul-betul hadir untuk menyemangati dan menambah motivasi bagi institusi yang sudah ada,” tegasnya.
“Kalau selama ini program KB-nya belum berhasil, dengan adanya Posdaya semakin berhasil. “Kalau selama ini UPPKS-nya belum berdaya, belum maksimal, bagaimana dengan hadirnya Posdaya semakin lebih eksis, dan mencari peluang untuk meningkatkan usahanya,” tutur pria yang pernah menjabat Kabag Penelitian dan Pengembangan pada Sekretariat APDN Bukittinggi tahun 1982 sampai dengan 1984.
“Kalau selama ini Dasawisma hadir ketika ada Lomba Taman Dasawisma, bagaimana dengan adanya Posdaya, Dasawisma pun menjadi ujung tombak dalam pemberdayaan keluarga. Itu yang kita harapkan,” tegas pria yang pernah menjabat Kabag Keuangan dan Anggaran pada sekretariat APDN Bukittinggi tahun 1984 sampai dengan 1989 ini serius.
“Berbagai kiat telah kita lakukan, berbagai cara sudah kita laksanakan, namun belum mencapai hasil yang kita harapkan. Mudah-mudahan dengan adanya Posdaya ini, masalah pemberdayaan keluarga kita semakin hari semakin lebih baik,” ucap peraih penghargaan Leadershippark Award 2007 saat menjabat Walikota Kota Solok periode 2005-2010 ini penuh harap.
Oleh karena itu, lanjut Syamsu Rahim, pihaknya mengintruksikan para camat dan para wali nagari untuk menggerakkannya. “Tetapi camat juga ada masalah, biaya operasional sangat kecil sekali. Makanya 2012 nanti, operasional pemberdayaan institusi masyarakat, operasional untuk pengembangan Posdaya ditambahkan untuk alokasi dana di kecamatan,” tegas pria yang pernah menjabat Kabag Pembangunan Kodya Dati II Sawahlunto tahun 1993 sampai dengan 1995 ini seraya meminta Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Drs Asrizal, MM untuk mencatat intruksinya itu.
“Kalau ada yang protes dan menghalangi apa yang saya putuskan ini, tolong laporkan kepada saya,” tegas Syamsu Rahim kepada Sekda Kabupaten Solok.
“Kasihan kan pak camat itu, setiap ada kegiatan tanggung jawab pak camat, sementara biaya operasionalnya sangat minim sekali,” tambahnya.
“Kurangi uang jalan SKPD di tingkat kabupaten, tambahkan kepada uang jalan camat untuk operasionalnya di daerah. Setuju nggak!” tandas pria yang pernah menjabat Pj Asisten Administrasi Pembangunan Kodya Dati II Sawahlunto tahun 1995 sampai dengan 1999 ini kepada seluruh hadirin yang serentak dijawab peserta dengan suara kompak mengatakan setuju.
Begitu pula bagi wali nagari, imbuh Syamsu Rahim, tambahkan untuk biaya operpasional pemberdayaan institusi masyarakat. “Walaupun literaturnya belum ada sampai saat ini, kita ciptakan pada 2012. Tambahan perjalanan dinas internal hak wali nagari dalam rangka pemberdayaan organisasi institusi masyarakat termasuk Posdaya. Termasuk kurangi uang perjalanan bupati,” tegasnya.
Namun begitu, kata Syamsu Rahim, Posdaya tidak sekadar hanya ada namanya saja, tetapi harus ada aktivitasnya. “Untuk ini saya sudah meminta kepada seluruh nagari melalui musyawarah tungku tigo sajarangan tigo tali sapilin, agar aktivitas Posdaya benar-benar membudaya di kehidupan masyarakat.
“Dari 78 nagari sudah 41 nagari saya jalani dan berikan perhatian khusus kepada nagari. Kita lakukan inventarisasi persoalan di seluruh nagari. Kita carikan solusinya secara bersama-sama, mana yang bisa diselesaikan di nagari, selesaikan di nagari. Mana yang tidak bisa diselesaikan di nagari baru diangkat ke atas,” paparnya.
“Karena ada nagari-nagari yang mempunyai spesifikasi penerimaan, yang bisa digunakan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan nagari untuk membina kesejahteraan masyarakatnya,” tandas Syamsu Rahim seraya menyarankan jajarannya agar wilayah Solok di pilah-pilah, sehingga setiap wilayah, penduduk dan keluarganya diberikan dukungan pembangunan yang bisa mendongkrak kearifan dan sumberdaya lokal yang tersedia.
“Sehingga pembangunan yang dijalankan rakyat dengan dukungan seluruh jajaran SKPD dan mahasiswa KKN Universitas Tamansiswa Padang yang sengaja diarahkan ke Kabupaten Solok ini, bisa berjalan dengan baik serta membawa manfaat yang besar untuk rakyat banyak,” tegas pria yang menikahi Hj Erlidan Syamsu Rahim, SSos pada 11 Mei 1984 silam, yang tak segan-segan mengungkapkan kehidupan pribadinya bersama istrinya itu.
“Di saat istirahat pun, menjelang tidur di kamar, selalu yang dibincangkan istri saya itu seputar Posdaya, PKK, dan kegiatan lainnya di masyarakat. Tiada waktu yang dibicarakan, di manapun tempatnya kecuali seputar itu. Hampir-hampir tak sempat untuk hal lainnya,” pungkas Drs H Syamsu Rahim, MM seraya menyampaikan terima kasih dengan penuh kasih sayang kepada istrinya Hj Erlinda Syamsu Rahim yang selalu setia mendukung dan mendampinginya dalam situasi dan kondisi apapun. Selamat!(http://www.gemari.or.id/artikel/5386.shtml)

Komentar