Teras Narang

Nama lengkapnya Agustin Teras Narang, anak sekolah yang suka balapan motor dan kini menjadi seorang gurbernur. Teras Narang, begitu nama panggilannya, menghabiskan masa kecil sampai masa remajanya di Kalimantan. Teras Narang lulus dari SD Kristen Banjarmasin pada tahun 1967, lalu lulus dari SMP Bruder Manjarmasin pada tahun 1970. Ketika melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Banjarmasin, kegemaran balapan motor semakin menjadi-jadi. Bahkan beberapa kali pria kelahiran 12 Oktober 1955 ini menjuarai lomba balapan motor di Kota Banjarmasin.
Lulus SMA Negeri 1 Banjarmasin, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Kristen Indonesia. Hobi balapan motor Teras Narang terus berlanjut ketika ia kuliah di Jakarta. Bahkan, beberapa kali menjadi juara. Hobi baru ia hentikan ketika Teras Narang sudah lulus dan menjadi seorang pengacara. Sejak saat itu, ia beralih ke lomba motor modelling atau balapan mobil-mobilan dengan remote control. Perlahan-lahan, Teras Narang meniti karir pengacara di Jakarta. Meskipun masih muda, dengan percaya diri dia tak ragu untuk menangani kasus-kasus yang cukup berat.
Setelah bertahun-tahun menjadi pengacara di kantor orang, Teras Narang akhirnya mengibarkan sendiri bendera kantor konsultan hukumnya pada tahun 1989. Ketika itu baru berusia 34 tahun ketika mendirikan “A. Teras Narang, SH. and Associates” yang beralamat di Jalan Cik Di Tiro No. 12, Menteng, Jakarta Pusat. Ketika terpilih menjadi Anggota DPR Komisi III DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kantornya diserahkan kepada istrinya yang juga seorang pengacara, Moenartining T Narang, SH. Pasangan pengacara ini dikarunai tiga orang putri, yaitu Agnesya Munita Narang (1984), Bernika Yustiana Narang (1986), dan Alfina Kathlinia Narang (1990).
Setelah melewati dua kali masa jabatan sebagai anggota parlemen, Teras Narang terpanggil untuk pulang kampung ke Kalimantan Tengah. Terlebih, dukungan partainya untuk maju menjadi calon gubernur Kalimantan Tengah pada tahun 2005. Selain karena dicalonkan partainya, keinginan mencalonkan diri sebagai gubernur karena pesan ayahnya, alm. Waldenar August Narang, yang berdarah asli Dayak. Sebelum meninggal pada tahun 1981, ayahnya berpesan kepada anak bungsunya itu agar menjadi ahli hukum dulu sebelum menjadi pejabat.
Meskipun disibukkan dengan karirnya, Teras Narang tak lupa untuk menyediakan waktu untuk berkonstribusi demi kemajuan tanah kelahirannya, Kalimantan Tengah. Keikutsertaannya di Forum Komunikasi Warga Kalimantan Tengah terus memotivasinya agar bisa memajukan daerahnya yang masih agak tertinggal. Berpasangan dengan Bupati Kotawaringin Barat, Ir. H. Ahmad Diran, Teras Narang akhirnya memenangkan pilkada Kalteng. Setelah berpengalaman sebagai bagian dari badan legislatif, kini Teras Narang bertindak sebagai badan eksekutif. Rakyat Kalimantan Tengah pun menaruh harapan pada putra asli Dayak ini. (http://www.tokohtokoh.com/)

Komentar