H. Rudy Ariffin, Gubernur yang pandai nge-tweet



Bismillah…
Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, tentu sudah tidak asing lagi dengan sosok H. Rudy Ariffin,  Gubernur yang satu ini telah dikenal luas, apalagi setelah beliau berhasil memenangkan pemilihan kepala daerah untuk periode keduanya beberapa tahun yang lalu. Namun tahukah anda, bahwa selain eksis di dunia “nyata” beliau ternyata juga eksis di dunia “maya” melalui situs micro blogging yang populer saat ini, apalagi kalau bukan twitter dengan akun @HRudyAriffin.
Pada awalnya saya pun menyangsikan apakah akun ini benar-benar dikelola oleh beliau karena di tengah padatnya jadwal beliau, apalagi usia beliau yang “sudah tidak lagi masanya” dekat dengan dunia teknologi, rasanya hampir mustahil beliau sempat-sempatnya eksis di twitter. Dalam pikiran saya paling-paling akun tersebut dikelola oleh bawahan atau orang dekat beliau. Namun lambat laun keraguan saya tersebut luntur, dalam beberapa kali kesempatan beliau meyakinkan followernya bahwa akun tersebut memang langsung dikelola oleh beliau. Bahkan di favorite tweet nya pun ada keterangan dari orang dekat beliau yang menyatakan bahwa itu akun tersebut memang langsung ditangani oleh Pak H. Rudy Ariffin. Adik saya pun yang sudah terlebih dahulu memfollow beliau juga turut meyakinkan kebenaran tersebut.
Hal yang menarik dari akun Pak Rudy Ariffin tersebut adalah pola interaksi yang beliau gunakan dengan followernya yang sangat dekat, yakni dengan panggilan “abah dan anak” (ayah dan anak) sehingga seolah menyingkap formalitas dinding birokrasi seorang Gubernur. Beliau sama sekali tidak membedakan-bedakan tweet dari “anak-anaknya”, mulai dari info yang serius seperti laporan warga, info curanmor, keluhan pelayanan sampai dengan hal-hal yang kadang tidak penting.  Bahasa yang digunakan pun bukanlah bahasa resmi yang terikat kaidah-kaidah terentu, justru beliau lebih banyak menggunakan bahasa banjar sehari-hari. Kadang saya bahkan kurang mengerti dengan  beberapa kata yang beliau gunakan mengingat sudah jarangnya kata tersebut digunakan sekarang ini (udah beda zaman Pak.. :D). Satu hal lagi, beliau seringkali nge-tweet sampai larut malam, kadang saat nonton bola sambil twitteran dengan followernya, sehingga menambah rame suasananya.
Karena seringnya beliau menanggapi tweet dari follower yang kadang kurang penting, beberapa orang mungkin menganggap hal tersebut bisa menurunkan kredibilitas beliau sebagai seorang Gubernur, apalagi kadang beliau main twitter sampai larut tengah malam. Namun bagi saya pribadi, justru komiten dari Pak H. Rudy Ariffin tersebut untuk selalu standby membalas tweet dari followernya dan intens berinteraksi meskipun untuk hal-hal informal justru menunjukkan tingginya tingkat komitmen beliau terhadap rakyatnya. Bukankah tiap-tiap pemimpin memiliki cara tersendiri berinteraksi dengan rakyatnya, ada yang memilih turun langsung di lapangan, ada yang melalui perantaraan anak buahnya dan ada yang menggunakan media teknologi. Dan sudah menjadi konsekuensi sebagai publik figur harus siap menerima segala kritikan. Jika ada yang menilai mengapa beliau tidak turun langsung ke lapangan saja sebagaimana yang dilakukan oleh Pak Jokowi, maka haruslah kita ketahui juga bahwa KalSel bukanlah ibukota jadi wajar jika media tidak mengekspos secara intensif apa yang beliau lakukan. Twitter juga sebenarnya bukanlah media baru dalam penjaringan aspirasi masyarakat, bahkan sebagaimana kita ketahui, Barack Obama pun menggunakannya sebagai media kampanye dalam pemilihan Presiden US beberapa waktu lalu. Beberapa tokoh penting di Indonesia pun kerap menggunakan twitter, hanya saja tingkat intensitasnya tweetnya berbeda beda, sebagai perbandingan (data pertanggal 23 Nopember 2012) :
  • akun twitter Pak Jokowi (@jokowi_do2) memiliki follower diatas 300 ribu orang tapi memiliki jumlah tweet 800 lebih
  • akun twitter Pak Dahlan Iskan (@iskan_dahlan) memiliki  follower diatas 240ribu orang tapi memiliki jumlah tweet di atas 3000
  • Pak H. Rudy Arifffin (@HRudyAriffin) “hanya” memiliki follower 8000an orang tapi jumlah tweet beliau sudah mencapai angka 7600 lebih tweet.
Tanpa maksud mengesampingkan lama usia twitternya,  kita dapat mengetahui  bahwa Pak H. Rudy Ariffin memiliki tingkat interaksi yang lebih baik kepada followernya, terutama masyarakat KalSel pada khususnya. Apalagi hampir setiap hari beliau meluangkan waktu untuk melayani mention kepada beliau. Dan menariknya, justru gaya Pak H. Rudy Ariffin di twitter lah yang membuat saya menyenangi membaca tweet beliau, beberapa diantaranya bahkan bisa membuat kita menjaditekurihing saurangan (tersenyum sendiri) karena lucu. Berikut beberapa contoh tweet beliau :

Penjelasan kepada masyakarat

acara harian beliau

minta follow :D

pamer makan :D

curhat jujur… :)

ada-ada aja… :)

ingetin nonton bola :)

jualan online :D

minta ucapin ultah… :D

hahaha…..
itulah beberapa tweet dari beliau, sangat merakyat bukan?
Di akhir tulisan, saya ingin menyampaikan artikel ini saya buat hanya sebagai wadah curahan pikiran saya sebagai salah satu warga banjar, apalagi saat ini saya sedang merantau dan dengan adanya media teknologi sedikit banyak dapat mengurangi kerinduan kepada kampung halaman. Jadi, saya sama sekali tidak memiliki hubungan secara khusus kepada Pak Rudy Ariffin, bahkan melihatnya secara langsung pun mungkin bisa dihitung dengan jari, yakni pada event-event tertentu seperti hari jadi Kabupaten Hulu Sungai Utara beberapa tahun silam atau halal bi halal warga KalSel di Jabodetabek beberapa waktu lalu. Harapan saya semoga apa yang telah beliau lakukan dapat menjadi inspirasi bagi kepala-kepala daerah agar bisa lebih dekat dengan warganya…. ;)     (http://12better.wordpress.com/)

Komentar