Kisah Inspiratif, Kepala Daerah Jujur Hingga Tak Punya Rumah Pribadi Sampai Akhir Hayatnya


Kaharoeddin datuk rangkayo basa Handout/Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin Datuk Rangkayo Basa/ Hasril Chaniago/ Khairul Jasmi
 Hampir seluruh daerah di Indonesia telah rampung melaksanakan Pilkada serentak. Meskipun KPUD di masing-masing  daerah masih melakukan penghitungan manual, tapi melalui penghitungan cepat atau quick count sudah bisa dipastikan siapa-siapa jagoan  mereka yang menang.
Ada harapan besar dari rakyat kepada mereka yang berhasil mendulang suara lebih banyak dan akhirnya nanti akan memimpin di daerahnya masing-masing, semoga saja pemimpin yang terpilih amanah dan tidak korup. Rakyat tidak ingin nanti setelah menang malah sibuk mengumpulkan duit negara untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan untuk kampanye.
Setelah nanti duduk di kursi kepala daerah, sudah bukan rahasia lagi kepala daerah sering didatangi pengusaha. Selain bincang-bincang soal proyek, para pengusaha juga kerap memberi hadiah.
Namun kisah seorang gubernur jujur dari Sumatera Barat ini layak jadi teladan. Sebagaimana dilansir merdeka.com kepala daerah yang bernama Brigjen Polisi Kaharoeddin bikin malu pengusaha yang hendak menyuapnya.
Kepala daerah yang diangkat menjadi gubernur pertama Sumatera Barat tahun 1958 itu  terkenal bersih dan tegas.

Konon, pada suatu ketika seorang rekanan Pemprov datang berkunjung ke kantor Kaharoeddin. Setelah berbasa-basi, pengusaha itu pulang dengan meninggalkan sebuah kotak roti. Setelah diperiksa, ternyata isinya uang. Kaharoeddin terkejut. Dia segera memanggil ajudannya.
“Kembalikan uang ini pada pengusaha yang menemui saya tadi. Bilang kalau mau menyumbang bukan sama gubernur, tapi ke jawatan sosial,” kata Kaharoeddin tegas.
Ajudannya melongo melihat kejujuran bosnya. Dia pun segera berlari menjalankan apa yang diperintahkan Kaharoeddin.
Pengusaha itu dibikin malu. Dia baru sekali melihat ada gubernur yang tak doyan duit. Entah terbuat dari apa, hati yang jujur milik Kaharoeddin itu.
Kisah ini dituliskan dalam buku Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin Datuk Rangkayo Basa, Gubernur di Tengah Pergolakan, terbitan Pustaka Sinar Harapan tahun 1998. Tak heran, Kapolri Jenderal Awaloeddin Djamin merekomendasikan buku biografi tentang Kaharoeddin ini sebagai salah satu bacaan wajib bagi perwira polisi.
Bukan ini saja keengganan Kaharoeddin berurusan dengan pengusaha dan suap. Saat anaknya menikah, Kaharoeddin tak mau menggunakan fasilitas gubernuran. Dia tegas membedakan mana fasilitas dinas dan mana keperluan pribadi.
Kaharoeddin pun meminta agar tak ada pengusaha yang diundang dalam pernikahan anaknya. Kaharoeddin tahu, celah-celah seperti ini akan dimanfaatkan para pengusaha untuk mendekati dirinya.
Yang lebih mengagumkan, hingga akhir hayatnya, Kaharoeddin tidak punya rumah pribadi. Karena kejujuran dan kesederhanaannya Kaharoeddin yang menjabat gubernur Sumbar tujuh tahun ini tak punya cukup uang untuk beli rumah.
Sungguh luar biasa sosok yang satu ini. Sangat inspiratif bagi para pemimpin di negeri ini. Semoga masih ada harapan akan bermunculan sosok Kaharoeddin-kaharoeddin yang lain. Meskipun kadang rakyat pesimis ketika dalam proses demokrasi pemilihan kepala daerah serentak yang telah berlalu diwarnai money politik atau politik uang akan melahirkan kepala daerah/bupati yang jujur, bersih dan tegas.
Sumber Merdeka.com

Komentar