Danau Paniai Papua Nan Cantik Berpotensi Besar Menjadi Objek Wisata Unggulan Kelas Dunia

Danau Paniai Papua Nan Cantik Berpotensi Besar Menjadi Objek Wisata Unggulan Kelas Dunia

Danau Paniai Papua memiliki potensi besar menjadi obyek wisata unggulan. Kawasan ini jika didukung dengan promosi yang masif, akan mendatangkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pemerintah Daerah bisa mengembangkan obyek ini, selain untuk kesejahteraan rakyat, juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Danau Paniai bisa disandingkan dengan obyek wisata lain di Papua seperti Raja Ampat, Pegunungan Cartens dan Danau Sentani.
Danau Paniai terletak di Kabupaten Paniai Papua atau secara administratif berada di beberapa distrik Paniai Timur dan Distrik Paniai Barat. Danau menjadi kesohor, karena memiliki panorama alam nan cantik, alami, dan terawat dengan baik.
Danau ini kini mendapat predikat terbaik dan terindah di seluruh dunia. Predikat ini dinyatakan oleh 157 negara-negara pemilik danau di dunia pada Konferensi Danau se-Dunia di India pada 30 November 2007. Kini danau itu sudah memiliki Brand kelas dunia, tinggal bagaimana pemangku kewenangan setempat memanfaat kekayaan alam ini menjadi nilai tambah yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Danau yang luasnya 14.500 Ha, berada pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl), itu, tersimpan nilai-nilai seni budaya masyarakat setempat yaitu seni budaya Suku Mee dan Suku Moni. Terdapatnya bebatuan dan pasir di tepian danau, serta dikelilingi tebing-tebing yang lumayan tinggi, menambah daya tarik objek wisata andalan Kabupaten Paniai ini.
Sejarah
Pada awalnya, Danau Paniai beserta Danau Tigi dan Danau Tage dinamakan Wissel Meeren. Penamaan ini dinisbatkan kepada orang yang pertama kali menemukan ketiga danau cantik tersebut pada tahun 1938, yaitu seorang pilot berkebangsaan Belanda bernama Wissel. Pada saat itu, Wissel terbang melintasi pegunungan Pulau Papua (Irian ketika itu) dan melihat tiga danau yang memiliki pemandangan yang indah. Karena terpesona dengan keindahannya, Wissel memutuskan untuk mendarat dan menikmati eksotisme ketiga danau tersebut dari dekat. Pada masa kolonial Belanda, nama Wissel Meeren lebih populer ketimbang Paniai. Wissel Meeren berasal dari Bahasa Belanda yang memiliki arti Danau-danau Wissel.
Angkutan danau menjadi alat transportasi yang menghubungkan distrik satu dengan yang lain di sekitar Danau Paniai. (Foto, Harris, UP4B)
Istimewa, eksotis, dan mempesona. Danau eksotis ini menyuguhkan panorama alam yang rancak, air danau yang biru, dan suasana sekitar nan asri kepada setiap wisatawan yang berkunjung ke sana. Terdapat bebatuan dan pasir di tepian danau, serta dikelilingi oleh tebing-tebing yang lumayan tinggi.
Sebagian besar topografi Kabupaten Paniai berada di wilayah pegunungan dan perbukitan yang berhawa sejuk, walaupun Danau Paniai terletak di daerah ketinggian, Danau Paniai menyimpan aneka jenis ikan air tawar dan udang.
Ikan nila (oreochromis niloticus), ikan mujair (oreochromis mossambicus), ikan mas/ikan karper (cyprinus carpio), ikan sembilan hitam, dan ikan belut (synbranchus) adalah di antara jenis ikan yang dapat dijumpai di danau ini. Sedangkan ikan pelangi (rainbow/melanotaenia ayamaruensis) merupakan biota Danau Paniai yang sering dicari oleh para nelayan dan hobiis ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi.
Udang Selingkuh
Bila beruntung, di Danau Paniai wisatawan dapat melihat udang endemik Papua yang kini sudah mulai langka, yaitu udang selingkuh (cherax albertisii). Dinamakan demikian karena udang tersebut memiliki capit/jepit besar seperti halnya kepiting, sehingga muncul dugaan bahwa udang ini hasil perselingkuhan udang dengan kepiting. Sampai saat ini, setiap orang yang berkunjung ke Tanah Papua, terutama ke Kota Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, senantiasa mencari udang selingkuh sebagai menu untuk bersantap.
Selain menikmati keeksotisan Danau Paniai dari pinggir danau, pelancong dapat mencoba suasana lain, seperti memancing atau menyewa perahu kepada penduduk sekitar untuk mengelilingi danau yang luas itu, selain menikmati biru danau dan gemericik air yang dibelah laju perahu, dapat pula melihat tumbuhan yang terdapat di danau ini, seperti enceng gondok (eichhmia crassipes), ganggang (algae), dan lain sebagainya.
Jelang matahari terbenam, keeksotisan Danau Paniai kian memikat . Perahu nelayan yang mulai menepi dan lalu-lalang speedboat dari balik bebukitan, serta ditimpali oleh burung-burung kecil yang terbang rendah dan sesekali menyambar air.
Bertamasya ke danau cantik ini tentu kurang lengkap bila belum menyambangi perkampungan Suku Mee dan Suku Moni, dua suku besar di sekitar danau tersebut yang menghuni dataran tinggi Paniai.
Selain melihat rumah adat yang disebut honai dan keseharian mereka dari dekat, bila beruntung anda akan disuguhkan atraksi kesenian dan memperoleh souvenir khas dua suku tersebut sebagai oleh-oleh untuk keluarga atau kolega.
Salah satu sudut pemandangan di Danau Paniai (Foto, Harris, UP4B)
Lokasi
Lokasi Danau Paniai berada di Kabupaten Paniai yang berada pada posisi pegunungan tengah di pedalaman Propinsi Papua. Selain itu, Kabupaten Paniai mempunyai potensi alam berupa tambang emas, hasil hutan, wisata alam dan budaya, kawasan Danau Tage dan Danau Tigi.
Lokasi wisata alam ini menyebar di beberapa Kecamatan/ Distrik yaitu Danau Paniai dan Danau Tage di Distrik Paniai Timur,Distrik Yatamo dan Distrik Paniai Barat sedangkan Danau Tigi di Distrik Tigi sekarang Kabupaten Deiyai. Dengan adanya ketiga kawasan lokasi wisata itu menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Enarotali dan Waghete.
Untuk akses ke Danau Paniai, dapat memulai perjalanan dari Kabupaten Nabire melalui jalur darat kurang lebih 9 Jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan Mitshubisi Estrada, Ford dan Inova, biaya sekali carter berkisar 3 Juta rupiah sementara reguler taxi umum per orang 6 ratus ribu rupiah, untuk jalur udara hanya bisa dilakui dengan menggunakan pesawat berbadan kecil jenis Caravan atau Twin milik Maskapai Susi Air, Aviastar, MAF, AMA. Dengan biaya tiket Rp 1,2 Juta/ orang dari Nabire atau Kabupaten Timika.
Di kawasan Danau Paniai tersedia berbagai fasilitas, seperti pos jaga, pemandu wisata, dan pondok wisata. Persewaan perahu, persewaan peralatan memancing, dan warung-warung kecil juga tersedia di sini.
Wisatawan yang ingin menginap, dapat menyewa rumah-rumah penduduk yang terdapat di sekitar danau eksotis ini atau berkemah di berbagai lokasi di kawasan tersebut. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin memperoleh akomodasi yang lumayan lengkap, disarankan ke Kota Enarotali. Di ibu kota Kabupaten Paniai ini, ditemukan toko, pasar, rumah makan, rumah ibadah, kios wartel, serta hotel dan wisma dengan berbagai tipe. (Harris Karubaba, Media Center UP4B)

Komentar

  1. unik pemberian nama udang selingkuhnya, wah udang kok ada capit besarnya kaya kepiting. ada fotonya g kak? jadi penasaran

    BalasHapus

Posting Komentar