Operator Lokal Legowo Jika Google Batalkan Tes Balon Udara


 
Operator Lokal Legowo Jika Google Batalkan Tes Balon Udara
Google co-founder and President of Alphabet Sergey Brin (kanan) bersama Vice President Project Loon Google Mike Cassidy (kiri), CEO XL Axiata Dian Siswarini (tengah), CEO Indosat Alexander Rusly (kedua kiri), CEO Telkomsel Ririek Adriansyah (kedua kanan) berfoto di depan Balon Project Loon di Kantor Google X Mountain View, California, Amerika Serikat, Rabu (28/10/2015).
Antara/Yudhi Mahatma.
Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XL Axiata mengaku tidak mempermasalahkan batalnya technical test balon udara milik Google di wilayah udara RI karena tidak mendapatkan izin dari regulator.
Ririek Adriansyah, CEO Telkomsel mengemukakan pihaknya tidak akan mempermasalahkan batalnya ujicoba balon udara Google di Indonesia. Karena menurutnya, pembatalan terhadap ujicoba balon udara Google itu dinilai tidak akan memberikan dampak apapun kepada bisnis Telkomsel.
“Kami siap kalaupun trial karena sesuatu hal tidak bisa dilakukan. Tidak ada dampak negatif ke bisnis Telkomsel,” tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Senin (28/3/2016).
Menurut Ririek, ujicoba balon udara Google membutuhkan izin dari berbagai instansi terkait agar tidak menjadi masalah ke depannya. Menurutnya, Telkomsel akan mengikuti dan patuh terhadap seluruh peraturan yang dibuat oleh pemerintah, termasuk jika Google harus batal menjalankan technical test di wilayah udara RI.
“Prinsipnya kita akan hargai dan tunduk pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. Termasuk dalam hal perizinan dari berbagai instansi terkait,” katanya.
Sementara itu, CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengemukakan pihaknya juga tidak akan mempermasalahkan jika Google batal melakukan technical test di wilayah udara RI, karena tidak mendapatkan izin dari regulator. “Saya belum mendengar resmi batal, kalau batal paling hanya tidak jadi test,” ujarnya.
Berkaitan dengan itu, CEO XL Axiata Dian Siswarini mengemukakan alasan balon udara Google yang sampai saat ini masih belum dapat terbang dan melakukan uji coba di langit Indonesia yaitu karena balon udara Google tidak mendapatkan izin dari regulator. “Setahu saya, Google Loon masih belum mendapatkan izin untuk terbang di wilayah udara RI,” katanya.
Menurut Dian, pihak operator sampai saat ini masih menunggu kepastian dari Google untuk melakukan technical test balon udara Google. Menurutnya, jika sampai waktunya nanti Google tidak mendapatkan izin dari regulator untuk terbang, pihak operator tidak akan terkena dampak apapun. “Operator seperti XL hanya mempersiapkan teknis komunikasi antara balon dengan ground station,” tukasnya.
Secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi (Puskom) Kemenhub, Julius Dravida Brata mengakui sampai saat ini pihak Google masih belum mengirimkan permohonan izin untuk menggunakan wilayah udara RI dalam technical test balon udara Google.
Menurutnya, Google harus memiliki izin untuk menggunakan wilayah udara RI sebelum melakukan ujicoba balon udaranya di Tanah Air. “Kami sudah cek, tidak ada surat permohonan izin test dari Google soal Google Loon ini,” ujarnya.
Julius juga mengatakan saat ini komando untuk memberikan izin technical test Google Loon ada di Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Menurutnya, jika Kemenko Polhukam tidak memberikan izin, maka regulator lain juga tidak akan memberikan izin. “Sekarang komandonya ada di Kemenko Polhukam, kami akan mengikuti instruksi dari sana,” tukasnya.
Sebelumnya, Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara menjelaskan jika balon udara Google mendapatkan izin untuk terbang di langit Indonesia, maka diprediksi wilayah udara Indonesia akan menjadi sempit dan pasukan TNI AU akan kesulitan untuk melakukan latihan penerbangan karena terganggu balon Google yang tersebar di langit Indonesia.
“ Ini jelas akan menggangu kami untuk latihan penerbangan di wilayah udara Indonesia,” tukasnya.
Seperti diketahui, balon udara dari Google ini dapat terbang di udara paling lama sekitar 100 hari dan wilayah cangkupannya mencapai 5.000 km pada setiap sisi dan jaringan 4G LTE yang dapat dipancarkan serta diterima oleh sebuah smartphonememiliki kecepatan hingga 15 Mbps, sedangkan untuk piranti MiFi mampu menerima data hingga kecepatan 40 Mbps.
Kemudian, Kementerian Komunikasi dan Informatika yang tertarik dengan teknologi terbaru dari Google dalam project Google Loon ini, kemudian langsung berencana melakukan technical test di wilayah Indonesia yang memiliki wilayah sangat luas dan daerah pelosok yang sulit dijangkau oleh jaringan 4G LTE dari BTS.
Ada tiga operator lokal yang diajak oleh Kemenkominfo untuk melakukan technical test Google Loon ini yaitu XL Axiata, Indosat Ooredoo dan Telkomsel yang nantinya akan menggunakan frekuensi 900 MHz milik ketiga operator tersebut.
Menurut catatan Google, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang akan melakukan technical test project Google Loon dalam skala besar, meskipun sejumlah negara juga telah melakukan test tersebut namun dalam skala kecil seperti negara pertama Brasil, disusul negara Selandia Baru dan Australia.
Khusus untuk wilayah Indonesia, balon google nantinya akan tersebar mulai dari daerah pelosok hingga ke tengah laut dan balon tersebut akan terbang pada ketinggian 20 kilometer dari permukaan laut dan memiliki jangkauan pada radius 40 kilometer, melebihi jangkauan BTS yang dimiliki oleh operator.
Emiten mulai Bersolek di Laporan Keuangan. Simak Infonya DI SINI

Komentar