Usai Sidak Bandara Depati Amir, Ada Orang Ngantar Duit ke Rumah Wakil Gubernur

Usai Sidak Bandara Depati Amir, Ada Orang Ngantar Duit ke Rumah Wakil Gubernur

kompas.com
Hidayat Arsani usai melaporkan permasalahan Bandara Depati Amir ke KPK. 
 Saat menghadiri penutupan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah ke-4 Bangka Belitung, Wakil Gubernur Babel Hidayat Arsani menyinggung laporannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengenai penyelewenang anggaran dalam pembangunan Instrument Landing System (ILS) di Bandara Depati Amir.
Pasalnya ILS tersebut tidak berfungsi cukup lama sehingga membahayakan kondisi penumpang, apalagi saat malam hari tanpa adanya penerangan ketika pesawat landing.
"Kita punya Instrument Landing System atau dikenal pemandu airport, hanya orang gila inilah ke KPK kemarin. Menyelamatkan 1,3 penduduk, sudah tujuh tahun pesawat besar turun hanya menggunakan kacamata perasaan, pakai kacamata kuda. Masuk akal dak kira-kira di Babel ini," ucap Hidayat di hadapan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto, Pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah/Asyiyah Babel serta undangan lainnya saat penutupan Musyawarah Muhammadiyah ke-4 Bangka Belitung, Minggu (29/11/2015) di Novilla Boutique Resort Sungailiat.
Padahal menurutnya pesawat yang menggunakan bandara tersebut sebagian besar pesawat penumpang berbadan besar dengan kapasitas penumpang yang banyak.
"Ada Boeing 737 bahkan pesawat besar Airbus. Mulai hari ini jangan bu naik pesawat cuaca seperti ini, kalau masih sayang anak cucu, lampu bandara kita itu tidak hidup. Rp 17 miliar dibangun oleh pusat dibiarkan saja lampu itu tidak hidup," sesal Hidayat.
Selama ini menurutnya pilot saat mendaratkan pesawat hanya menggunakan jarak pandang. Dia bersyukur selama ini tidak terjadi kecelakaan pesawat di Bandara Depati Amir.
"Alhamdulillah berkat doa masyarakat kita sampai hari ini selamat, berarti kita dilindungi oleh Yang Maha Kuasa. Berarti karena kebesaran Allah. Maka dua, tiga hari ini sibuk orang dari kementerian perhubungan gi mucaknya (memperbaikinya-red)," ungkap Hidayat.
Menurutnya, niat melaporkan ke KPK karena tugasnya sebagai wakil gubernur agar tidak terjadi kecelakaan pesawat di Bandara Depati Amir.
"Saya tidak ingin pesawat jatuh di Bandara Depati Amir. Masak sudah tujuh tahun dak nyala lampu itu, kan lah dipasang lampu itu," sesal Hidayat.
Hidayat mengatakan, di Bandara Mahmud Badaruddin II di Palembang kendati kabut asap, tetapi pesawat tetap bisa landing karena ILS-nya berfungsi dengan baik.
Padahal peralatannya sama dengan yang dipasang di Bandara Depati Amir. Saat dia melakukan pemeriksaan diakuinya ternyata ILS di Bandara Depati Amir tidak berfungsi.
"Ketika malam itu saya periksa ada yang nganter duit pula ke rumah. Kalau saya ambil, mau ditaruh dimana muka saya. Sama juga ku membunuh rakyat 1,3 juta orang. Untung tidak tergiur hal-hal seperti itu," beber Hidayat.
Dia berharap keselamatan penumpang di airport bisa terjamin.
Laporannya ke KPK untuk meminta tolong agar ILS segera diperbaiki, bukan untuk mempidanakan atau memenjarakan orang.
"Saya bukan untuk menangkap atau memenjara orang. Minta KPK menegur menteri perhubungan segera mengirim timnya ke Bangka Belitung. Setelah saya lihat pimpronya (Pimpinan Proyek) sudah tua, ya Allah. Sudah mau pensiun," tegas Hidayat.
Kondisi bandara tanpa berfungsinya ILS tersebut, diakuinya bisa membuat orang dari luar daerah ngeri datang ke Bangka karena khawatir keselamatan mereka saat penerbangan.
"Rp 17 miliar uang negara kita mubazir tidak hidup lampunya," sesal Hidayat.
Oleh karena itu, ia berharap ILS di Bandara Depati Amir bisa segera diperbaiki sehingga keselamatan penumpang pesawat bisa terjamin dengan fasilitas di bandara yang baik. (http://bangka.tribunnews.com/)

Komentar