Bor Antareja Tembus Perut Jakarta


Publik Jakarta dikenalkan bor raksasa dari Jepang pada proyek kereta MRT. Bor yang mampu menembus perut Jakarta dengan kecepatan 8 meter per hari.
================


Mesin bor raksasa bawah tanah pertama proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang diberi nama Antareja mulai beroperasi dari titik proyek MRT Patung Pemuda, Senayan, Jakarta, awal pekan lalu. Presiden Jokowi langsung meresmikan pengoperasian secara perdana mesin bor proyek bawah tanah, Tunnel Boring Machine (TBM), itu.

Terdapat empat mesin bor yang nantinya dioperasikan dalam pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta. Antareja pertama dan kedua telah berada di lokasi Patung Pemuda, namun baru satu yang mulai dipoperasikan, sedangnkan mesin bor yang kedua awal pekan lalu masih dalam proses perakitan dan akan segera beroperasi dalam waktu dekat.

Sekadar informasi, Antareja dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan 105 (Senayan-Setiabudi), yaitu SOW Joint Venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi. Mesin bor ini menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia yang diproduksi perusahaan Jepang bernama Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC).

Teknologi EPB adalah metode pengeboran yang mengandalkan kekuatan sekrup conveyor (koklea) yang memungkinkan tekanan bor ini terus menembus bumi tanpa harus menggunakan bantuan yang lain. Conveyor akan tetap bekerja kendati tanah yang dibor berupa bebatuan keras, tidak stabil, lembut, atau basah sekalipun. Teknologi ini cukup berhasil ketika perusahaan air minum Inggris membuat pipa air utama di bawah tanah Kota London.

Antareja yang dioperasikan ini mempunya diameter sekitar 6,7 meter, total panjang 43 meter dan bobotnya 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). TBM ini akan mampu mengebor terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan 8 meter per hari.

Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT dengan menggunakan mesin TBM ini akan berlangsung sejak September 2015 sampai Desember 2015.

Sampai 31 Agustus 2015 lalu, penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan-Utara Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI) secara keseluruhan telah mencapai 30 persen. Rinciannya, pekerjaan proyek struktur layang sudah mencapai 18 persen dan struktur bawah tanah 43 persen.

Secara umum, pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan pembuatan pondasi kolom jalur, dan stasiun layang, pekerjaan pembangunan boks stasiun bawah tanah, serta pekerjaan konstruksi depo MRT. (*)

Komentar