Program
akselerasi begitu memacu siswa-siswa cerdas memanfaatkan waktu secara efektif
dan efisien. Bila secara regular, siswa baru masuk perguruan di kisaran usia
17-18, maka berkat akselerasi siswa belum genap 15 tahun mampu masuk
universitas.
================
Berdiri berjajar di antara 9.536 mahasiswa baru UGM,
Aldo Meyolla Geraldino seperti mahasiswa-mahasiswa lainnya. Namun siapa sangka
mahasiswa baru Fakultas Kedokteran, Program Studi Pendidikan Dokter, itu masih sangat
belia.
Saat berlangsung upacara penerimaan mahasiswa baru UGM
Tahun Akademik 2015/ 2016, dia pun dinyatakan sebagai mahasiswa baru termuda.
Ya, Aldo Meyolla saat ini berumur 14 tahun, 7 bulan, 29 hari. "Dia
diterima di Fakultas Kedokteran (FK) pada usia 14 tahun, 7 bulan, dan 29
hari," jelas Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr. Agr. Ir. Sri Peni
Wastutiningsih awal pekan lalu.
Aldo pun berujar, "Senang sih, diterima di
Fakultas Kedokteran. Termuda ya, mungkin semua karena akselerasi."
Menjadi mahasiswa termuda di salah satu universitas
negeri idola anak muda itu, Aldo Meyolla mengaku telah melalui semua jenjang
pendidikan dengan mengikuti program akselerasi. Saat duduk di bangku SD Negeri
16 Surakarta, kenaikan kelas empat ada tes program akselerasi, dia ikut tes dan
lolos.
"Awalnya umur dua tahun, saya sudah masuk play group, umur tiga tahun masuk TK dan
masuk SD umur 5,5 tahun. Kelas tiga naik kelas empat ada tes akselerasi, saya
ngikut saja. Jadi di kelas empat sampai enam hanya dua tahun, jadi lulus SD
umur sepuluh tahun," terang Aldo, yang lahir di Surakarta, 19 Desember
2000, ini.
Pun demikian, saat Aldo duduk di bangku SMP Negeri 9
Surakarta dan SMA Negeri 1 Surakarta. Dia memperoleh kesempatan mengikuti program
akselerasi. Dan dia mampu menyelesaikan dua jenjang pendidikan menengah tersebut
dalam waktu empat tahun.
"Di SMP Negeri 9 Surakarta saya ikut akselerasi lagi, jadi lulus SMP usia
12 tahun. Saat di SMA Negeri 1 Surakarta, juga masuk program akselerasi, sekarang umur saya 14 tahun," terang
Aldo saat dijumpai di di Lapangan Grha Sabha Pramana, Yogyakarta.
Dalam menjalani pendidikan, putra pasangan Masoed dan
Christina Murtini ini mengaku tidak memiliki jurus khusus. Kendati begitu,
nilai akademiknya selalu tinggi.
"Yang penting belajar itu senang aja. Belajar
rutin sih iya, biasanya malam hari, dengan jam yang tidak terlalu terjadwal,
sesuai keperluan saja," aku Aldo yang hobi main musik ini.
Diterima di UGM melalui jalur ujian tulis Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Aldo memiliki nilai MIPA
(Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam) di atas 9. Untuk nilai Biologi, dia
mengantongi nilai 9 dan Kimia 9,8.
"Masuk di Fakultas Kedokteran memang cita-cita
lama. Saya suka sih sama sains dan penelitian, kedua biologi. Nantinya ingin
melayani masyarakat," imbuh Aldo.
Tidak hanya berprestasi pada nilai akademik, Aldo juga
mahir memainkan beberapa alat musik. Dia terbiasa memainkan gitar, drum dan
bass.
Di sela-sela waktu senggang, dia menyempatkan diri bermain
musik bersama teman-temannya. Bersama grup band bernama Star Boy, Aldo sempat beberapa kali manggung.
"Memang bisa, ya kebetulan saja bapak punya studio
musik, Studio 17 di Surakarta," ujarnya.
Kini bocah berkaca mata minus yang hobi bermain musik
ini telah bergabung bersama 9.536 mahasiswa baru UGM tahun akademik 2015/2016,
untuk menggapai mimpinya menjadi dokter. (*)
Komentar
Posting Komentar