Dinasti di Pilkada Bumi Uncak


Pelanggengan dinasti keluarga dalam tampuk kekuasaan bukanlah isapan jempol belaka. Pemilihan orang nomor satu-dua di berbagai daerah banyak diwarnai calon-calon yang punya hubungan darah dengan petahana atau pemimpin di level yang lebih tinggi.   

==============
Rumor pelanggengan dinasti keluarga di tampuk kekuasaan kepala daerah menjadi isu hangat jelang Pilkada Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, akhir tahun ini. Sejauh ini hanya ada dua pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas Hulu. Pertama pasangan Fransiskus Diaan - Andi Aswad SH yang diusung PDI Perjuangan, Partai Demokrat dan Hanura. Dan kedua pasangan petahana AM Nasir - Antonius Ain Pamero yang didukung 9 partai politik (Gerindra, PPP, Golkar, PKS, NasDem, PAN, PKPI, PKB dan PBB).

Selaku pendukung pasangan petahana, Ketua DPC PPP Kapuas Hulu, Sadiq Asdarkhan, menandaskan bahwa AM Nasir merupakan kader terbaik partai berlambang Ka’bah itu. Dengan menggandeng calon wakil bupati Antonius L Ain Pamero Sm Hk dari Partai PKPI, partai-partai besar telah merapat dan memberikan dukungan kepada pasangan ini. Dan deklarasi pasangan ini bebarapa waktu lalu dihadiri ribuan warga masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu.

AM Nasir menegaskan target dan tujuan menjadi bupati adalah ingin membangun Kapuas Hulu seperti Kabupaten yang lain yang maju secara cepat dan pesat. “Yang saya maksut seperti di bidang pembangunan, kesehatan, telekomunikasi, pendidikan, dan masih banyak lagi yang harus kita benahi dan kita perhatikan demi utk Bumi Uncak Kapuas,’’ kata Nasir yang masih punya hubungan kekerabatan dengan Bupati Kapuas Hulu (2000-2005, 2005-2010) ini

Kekuatan besar pasangan AM NAsir – Antoinus mendapat persaingan kuat dari PDI Perjuangan, Demokrat dan Hanura yang mengusung pasangan Fransiskus Diaan - Andi Aswad. Ketua DPD PDI Perjuangan Kalbar, Cornelis, merasa tertantang menyorongkan kadernya untuk bertarung dalam pilkada yang rencananya berlangsung akhir tahun ini. Dia berharap demokrasi dapat berjalan secara fair, tidak seperti hukum dagang. Cornelis pun akhirnya mendorong kader terbaik PDI Perjuangan, yakni Bendahara DPD PDI Perjuangan Kalbar Fransiskus Diaan, maju dalam Pilkada berpasangan dengan Anggota DPRD Kalbar Fraksi Partai Demokrat Andi Aswad.

Cornelis menyadari betapa berat mengalahkan AM Nasir di Kapuas Hulu. Sebab itu, dukungan Cornelis kepada pasangan Fransiskus Diaan - Andi Aswad bukan sekadar ucapan. Punggawa politik yang berhasil menjabat Gubernur Kalbar dua periode itu langsung turun gunung. Dia men-support pasangan Fransiskus Diaan yang juga menantunya itu untuk berjuang mematahkan dominasi dinasti yang telah 15 tahun menguasai tampuk kekuasaan di Kabupaten Kapuas Hulu. Jelas, persaingan calon bupati/wakil bupati Kapuas Hulu semakin menarik.

Persaingan ketat Pilkada Kapuas Hulu membuat Cornelis bersama seluruh kader PDIP, Demokrat dan Hanura merasa tertantang. Mereka tak ingin menjadi pecundang. “Melihat situasi seperti ini, kami merasa tertantang. Kami PDI Perjuangan telah membuktikan di Pemilihan Presiden, kami menang. Gubernur, kami menang. Dan sekarang bupati, kami juga harus menang,” tegas Cornelis.

Tantangan

PDI Perjuangan tidak merasa gentar bertarung dalam Pilkada melawan AM Nasir yang didukung 9 partai politik. Semula tidak ada calon dari PDI Perjuangan yang berani maju. “Ini menjadi tantangan. Kami tak gentar. Atas restu dan perintah partai, saya menugaskan Fransiskus Diaan untuk maju,” tegas Cornelis yang juga berhasil mengantarkan anaknya, Karolin Magret Natasa, meraih suara terbanyak se-Indonesia duduk di Senayan.

Dukungan PDI Perjuangan, Demokrat dan Hanura terhadap pasangan Fransiskus Diaan - Andi Aswad dideklarasikan di Gedung Serba Guna Kapuas Hulu, belum lama ini. Ribuan kader PDI-P memadati gedung yang berada di Kecamatan Seberung itu. Sejumlah anggota DPR-RI, termasuk Karolin Margret Natasa, Ketua DPRD Kalbar M Kebing L, Wakil Bupati Landak Herculanus Heriadi dan pengurus PDI Perjuangan yang lain.

Dalam kesempatan deklarasi itu, Ketua PDI Perjuangan Kalbar Cornelis mengingatkan seluruh kader partai untuk berjuang keras memenangkan Pilkada. “Sebuah perjuangan tidak bisa datang secara tiba-tiba. Begitu juga dengan kemenangan. Karena itu harus melewati kerja keras. Maka tidak ada kata lain, kerja kerja kerja. Kita harus menang," ungkapnya.

Cornelis juga menyoroti pembangunan di Kapuas Hulu selama 15 tahun belakangan yang tidak berdampak luas terhadap warga masyarakat. Pembangunan stagnan dan tidak terlihat. “Jangan lagi hal ini terulang, sehingga masyarakat hanya jadi penonton, tak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.

Saatnya, kata Cornelis, pemuda dan masyarakat merevolusi total, terutama mental. “Nasib kita ke depan ada di tangan kita. Kita tentukan mau jadi ekor atau jadi kepala,” kata Cornelis disambut meriah massa.

Menurutnya, saatnya orang muda memimpin untuk membawa perubahan besar terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kapuas Hulu. Pemimpin yang diharapkan membawa perubahan itu adalah pasangan Fransiskus Diaan - Andi Aswad. Dukungan PDI-P, Demokrat dan Hanura kepada pasangan ini diharapkan dapat membawa perubahan dari kondisi 15 tahun belakangan. “Kapuas Hulu harus kita revolusi. Lakukan perubahan-perubahan menyeluruh demi kesejahteraan dan pembangunan rakyat,” tegas Cornelis.

Keadaan stagnan dalam 15 tahun belakangan dan tampuk kekuasaan hanya berada di tangan satu perkerabatan menjadi tantangan berat bagi PDI Perjuangan dan koalisinya. Tetapi Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kalbar, M Kebing, merasa yakin bakal menang. “Kami yakin menang. Sekarang saja sudah terlihat, bisa head to head dengan posisi 50 lawan 50. Yang pasti kami tidak membawa isu SARA dalam pemenangan ini,” kata Kebing kepada FORUM. 

Kebing merasa optimis seluruh kader PDIP, Demokrat dan Hanura berjuang keras meruntuhkan kelanggengan dinasti di Kapuas Hulu. Konsolidasi pun digelar. "Konsolidasi untuk mempersiapkan kemenangan Pilkada di Kapuas Hulu. Setelah itu, kami membentuk tim pemenangan Pilkada. Maka kami minta kepada seluruh kader PDIP di Kapuas Hulu harus kompak memenangkan Pilkada," ujarnya.

Pernyataan senada diutarakan Fransiskus Diaan. Pria ramah yang akrab disapa Sis ini meyakini orang muda mampu melakukan perubahan di masyarakat. “Terbukti banyak tokoh–tokoh dunia melakukan revolusi dan perubahan-perubahan di usia muda, seperti John F Kennedy dan Presiden Soekarno. Jadi salah bila ada yang mengatakan anak muda tidak siap. Mereka salah,” kata Sis yang juga menantu Cornelis.

Masyarakat Kapuas Hulu sudah lama menginginkan perubahan. “Kemenangan kami nanti berpengaruh terhadap kemudahan koordinasi pembangunan dan kesejahteraan rakyat di Kapuas Hulu, karena partai penguasa di Indonesia dari PDI Perjuangan,” tutur Sis.

Di akhir konsolidasi, Andi Aswad juga menyampaikan bahwa dirinya putra asli Kapuas Hulu yang kuliah hukum di Bandung, Jawa Barat. “Jadi bohong bila ada yang mengatakan saya bukan putera asli Kapuas Hulu,” tegasnya.

(*)


Komentar