Dewan Kritisi Angka Silpa, Indikasi Lemahnya Perencanaan Anggaran



Dewan Kritisi Angka Silpa, Indikasi Lemahnya Perencanaan Anggaran

Kalangan dewan mengkritisi besarnya sisa lebih pembiayaan anggaran(silpa) APBD Kota Magelang Tahun 2014. Saat ini, total silpa mencapai Rp 155,719 miliar. Padahal, APBD 2014 dengan komponen pendapatan Rp 735,116 miliar lebih dan belanja Rp 682,223 miliar lebih.
Adapun target pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 98,314 miliar. Karenanya, para wakil rakyat melihat ada indikasi lemahnya perencanaan anggaran.
“Lebih dari itu, semestinya sisa anggaran sebesar itu bisa dialihkan ke program lain yang lebih dibutuhkan masyarakat,” kata Sekretaris Fraksi Hannas (Hanura Nasdem) Aktib Sundoko  dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Magelang. Rapat tersebut  untuk membahas Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2015, kemarin (29/6).
Fraksi ini menyoroti soal PAD 2014 yang targetnya dilampau. Tetapi masih ada beberapa kelemahan dalam soal pajak dan retribusi daerah. Di antaranya, masih kurangnya koordinasi antar-SKPD. Sehingga mengakibatkan hilangnya potensi pendapatan. Salah satunya, retribusi IMB.
“Banyak wajib retribusi IMB belum mengajukan izin. Tetapi masih bisa membangun. Ini ditambah minimnya tindakan tegas dari tim penertiban bangunan, sehingga potensi ini akhirnya melayang alias gagal masuk ke kas daerah,” kritik Aktib.
Ketua Fraksi Demokrat Waluyo menambahkan, persoalan PAD juga tidak lepas dari belum transparannya dinas pemungut dalam memberikan data potensi pajak maupun retribusi. Sehingga menghambat proses pengawasan kepatuhan pembayaran pajak dan retribusi.Ini ditunjukkan banyaknya wajib pajak (WP) yang tidak taat dan membayar berdasarkan taksasi.
“Dinas pemungut kurang mampu melaksanakan tugas dengan baik,” kritiknya.
Ketua Fraksi Partai Golkar (FPF) Moch Haryadi menegaskan, realisasi anggaran belanja daerah harus diselaraskan dengan prioritas pembangunan yang ditetapkan. Di antaranya, mempertimbangkan perkembangan ekonomi makro dan perubahan fiskal. Sehingga tidak ada defisit anggaran atau penggunaan silpa.
“Lakukan penghematan anggaran dengan melakukan penyisiran kegiatan yang tidak perlu dilaksanakan atau ditunda,” usulnya.
Wali Kota Sigit Widyonindito membenarkan adanya silpa sebesar Rp 155,719 miliar lebih. Di mana, APBD 2014 surplus anggaran sebesar Rp 52,892 miliar lebih. Capaian kinerja pembiayaan netto Rp 102,827 miliar lebih dari realisasi penerimaan pembiayaan Rp 110.442 miliar lebih.
“Nilai aset per 31 Desemeber 2014 sebesar Rp 3,305 triliun,” kata wali kota. (http://www.radarjogja.co.id)

Komentar