Abdul Khayir, Anak Petani yang Berani Nyalon Bupati Bima

 Calon perseorangan bupati Bima Abdul Khayir menuju KPU Kabupaten Bima untuk menyerahkan berkas dukungan.
Calon perseorangan bupati Bima Abdul Khayir menuju KPU Kabupaten Bima untuk menyerahkan berkas dukungan.

 Demokrasi di daerah sering kali terjebak pada politik dinasti. Sehingga mereka yang menjadi kepala daerah sering kali masih keturunan bangsawan atau kerajaan. Tak terkecuali di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Celakanya, politik dinasti itu sering kali dilestarikan oleh partai politik.

Sehingga, anak desa dan anak petani yang ingin maju menjadi kepala daerah tidak mendapat kesempatan. Di tengah semakin menurunnya kepercayaan publik terhadap partai politik terbuka peluang bagi rakyat jelata untuk mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Hal ini terlihat dari besarnya animo masyarakat Kabupaten Bima yang mengusung sendiri calon perseorangan. Sedikitnya, 40 ribu dukungan kartu tanda penduduk (KTP) warga Kabupaten Bima diberikan kepada Abdul Khayir yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bima untuk Pilkada Kabupaten Bima dari jalur perseorangan.

Dukungan tersebut diberikan rakyat karena mengenal sosok Abdul Khayir yang berlatarbelakang anak petani. Pembawaanya kalem, senyumnya selalu menghiasi setiap tutur katanya, sederhana, sopan dan penuh semangat. Itulah kesan yang bisa ditangkap dari pria kelahiran Desa Baralau Kecamatan Monta ini. Dalam kesehariannya dia tak ingin menjaga jarak  dengan siapapun apalagi dengan masyarakat kecil seperti petani, nelayan, kusir benhur dan pedangang yang dijumpainya. Ya, itulah sosok dari anak desa yang lahir dan besar dilingkungan petani yang dikenal dengan nama Abdul Khayir ini. "Mencangkul sawah, menamam padi, dan kedalai serta bawang merupakan pekerjaan rutinnya di masa kecil," kata Khayir saat dihubungi Republika, Senin (29/6).

Khayir semasa kecilnya memang tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang ulet. Lahir dari keluarga yang terbilang besar putra ketujuh dari delapan  bersaudara tentu harus berbagi kasih sayang dari orang tuanya. Ayahnya seorang petani bernama H Muhammad Solehuddin (alm), terbilang petani sukses dan cukup terpandang. Sedangkan ibundanya bernama Hj Atikah (almh) merupakan ibu rumah tangga yang menjadi sosok dan tauladan bagi anak-anaknya.

Di samping bertugas sebagai panitra pengganti di Pengadilan Agama Bima, sehari-harinya juga berkecimpung di berbagai organisasi baik kepemudaan maupun keagamaan. Tak heran bila hari-harinya selepas dinas sebagai PNS dia selalu menyempatkan diri untuk bersilaturahim dan bercengkrama dengan keluarga, tetangga, dan bahkan masyarakat umum lainnya seperti di sawah dan pasar tradisional. Dan setiap akhir pekan selalu datang ke peternakan sapi dan ikut menyiram bawang di desanya.

Naik sepeda motor, benhur ataupun ojek adalah bagian dari keserderhanaanya. Dari pergaulannnya yang merakyat itulah dia banyak menerima masukan dan curahan hati masyarakat kelas bawah. Bercakap dengan kusir benhur dan peternak sedikit membuka cakrawala berpikirnya untuk menjadikan lingkungan yang bersih dan sehat.

Di rumah kumpul bersama keluarga adalah yang terindah baginya. Walau dengan makan dengan sayur daun kelor, dan ikan asin terasa nikmat. Keberhasilan dan keberadaan ayah dua putri ini tak lepas dari support dan dukungan sang istri dan anak. Ibu Roswati merupakan sosok istri yang menjadi panutan anak-anaknya. Sebagai seorang PNS Roswati juga tak pernah meinggalkan kewajibannya sebagai istri dan ibu dari kedua putrinya.

Nama Abdul Khayir kini mulai dikenal dan diperbincangkan oleh banyak kalangan dan masyarakat luas bukan karena pangkat dan jabatanya saat ini melainkan kepiawaiannya merangkul semua golongan terutama masyarakat kelas bawah. Berdasarkan pertimbangan yang matang akhirnya dia memantapkan pilihannya untuk maju menjadi calon bupati, bahkan mempertaruhkan status PNS yang disandangnya demi masyarakat Bima. “Pengabdian itu tak akan berujung, manakala dibutuhkan oleh masyarakat untuk membawa angin perubahan. Melalui jalur independent merupakan pilihan tepat karena saya akan bertanggungjawab secara langsung kepada rakyat,” ujarnya. REPUBLIKA.CO.ID

Komentar