Pemkot Kediri digoyang SMS berantai terkait dugaan korupsi Wali Kota

 Tuding Sekda dan Asisten III tak jujur

Pemkot Kediri digoyang SMS berantai terkait dugaan korupsi Wali Kota - Tuding Sekda dan Asisten III tak jujur - SMS berantai yang diterima wartawan Kediri(Foto: Andik Kartika)SMS berantai yang diterima wartawan Kediri


 Sejumlah satuan kerja (satker) di Pemkot Kota Kediri mengeluh. Pasalnya, pejabat satker merasa dijebak oleh Sekda dan Asisten III menyusul surat pemanggilan dari Polda Jatim.
Keluhan tersebut tersebar lewaqt SMS berantai yang akhirnya sampai ke tangan wartawan. Dalam SMS tersebut, satker yang dipanggil mengaku sudah mendapat pengarahan dari pejabat tinggi di birokrasi Pemkot Kediri.
Isinya, surat pemanggilan satker oleh Polda Jatim terkait dugaan korupsi yang dilakukan oleh mantan Walikota Kediri, dr. Samsul Ashar. Hal itu disampaikan dalam rapat antara Sekda Baiduwi Sunu dan Asisten III Kota Kediri pada 13 Maret lalu. “Pemanggilan oleh Polda Jatim terkait dengan kasus Pak Dokter,” ujar salah seorang pejabat satker yang enggan mengungkap jati dirinya, Rabu (25/3/2015).
Kronologis yang dikirim lewat SMS dari nomor seluler +628560xxxxxxx itu melanjutkan, ketika datang ke Mapolda Jatim, hal berbeda harus dihadapi.
Justru pihak Polda menanyakan mengenai dugaan korupsi asuransi pegawai Pemkot Kediri dan pegawai honorer yang diduga melibatkan wali kota saat ini, Abdullah Abu Bakar.
“Pertanyaan penyidik di unit 2 subdit 3 tipikorpolda Jatim menanyakan terkait adanya dugaan tarikan Rp25 juta pada tiap satker yang ada di Kota Kediri,” tulisnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Kediri Baiduwi Sunu saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya membenarkan adanya rapat tersebut.
“Kalau materi pemeriksaan saya nggak tahu dan tidak pernah bilang kalau ini kasus ini jamannya pak dokter,” bantah Baidui.
Yang benar, kata Baiduwi, pada waktu rapat dengansatker dirinya meminta agar terbuka pada penyidik Polda. Juga memberikan keterangan dan data yang diminta.
“Saya menyampaikan kalau dimintai data kepala satker periode Januari/April 2014, sekaligus menyampaikan surat panggilan dari Polda,” ungkap Sekda.
Seperti diberitakan, saat masih menjabat Wakil Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dilaporkan terlibat dalam dugaan korupsi asuransi pegawai pemerintah kota serta pegawai honorer yang saat ini kasusnya ditangani Kejati Jatim. Namun dia membantah terkait kasus ini.
Dia meminta, agar masalah kekurangan dana asuransi itu diselesaikan oleh inspektorat, sehingga tidak ada tafsir apapun yang dianggap keliru ke depannya.
Dugaan adanya tarikan pada satker diduga untuk menutupi kekurangan dana tersebut. Sejumlah rekanan yang biasa mendapatkan pekerjaan di lingkungan pemkot melontarkan fakta baru. Rekanan menyebutkan dalam segala pekerjaan mereka diminta mau dipotong 12,5 persen dari nilai pekerjaan.
“Dan tarikan tersebut atas permintaan pejabat pemkot kediri pada satker,” ungkap salah satu rekanan yang meminta identitas dan nama perusahaanya tidak disebutkan.(http://www.lensaindonesia.com)

Komentar