Bapaknya Masyarakat Pacitan

Bupati Pacitan, Bapak Indartato
Bupati Pacitan, Bapak Indartato

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dapat juga giliran bertemu dengan orang nomor satu di Pacitan; di kantor beliau persis di belakang pendopo kabupaten. Beliau terkesan santai dengan setelan jas coklat, senyumnya lebar menyambut ramah dan mempersilahkan kami untuk masuk.
Berikut ini cuplikan obrolan dengan bapak Bupati Pacitan yang cukup mengesankan walaupun hanya sebentar. MC (Majalah Cendela) dan IN (Pak Indartato).
MC: Bapak bertugas menjadi abdi negara sejak tahun berapa,Pak?
IN: Saya bertugas sejak Desember tahun 1975, saya masuk menjadi sukwan (sukarelawan) di lingkungan pemda Pacitan, trus April 1976, kulo di angkat jadi tenaga honorer PP 31 namanya.
MC: Sejak tahun 1975 hingga sekarang, Bapak benar-benar memulai dari bawah kemudian sekarang jadi seorang Bupati, apa yang Bapak rasakan?
IN: Ya, yang saya inginkan ya ingin menjadi seorang pelayan yang baik. Karena yang namanya pemerintah itu kan tugasnya melayani. Birokrasi itu adalah bagaimana bisa melayani dengan baik. Ya seperti itu sangat sederhana, tapi kalau menurut saya itu sulit. Sekarang gini.. pemerintah itu bukan yang memerintah atau memberikan perintah, tetapi pemerintah itu Pamong Praja, momong. Ibarat ibu momong bayi, selalu berusaha menjaga agar bayinya tenang dan tidak menangis.Disitulah sulitnya.
MC : Apa harapan njenengan untuk ke depannya, Pak?
IN: Karena saya mendapatkan amanah dari rakyat Pacitan, harapannya bisa diterima oleh semua, walaupun saya tahu itu sulit. Seperti kata orang yang bijak, orang yang paling bermanfaat itu adalah orang yang bisa nyenengke wong liya, dalam arti yang positif lho nggih.. Tetapi sekali lagi itu tidaklah mudah. Berbuat baik itu belum tentu isa di tampa..pasti ada saja orang yang tidak suka (sambil tersenyum lepas). Karena ukurannya baik itu dewe-dewe.
MC : Jadi menurut bapak, menjadi orang yang besar itu belum tentu enak, Nggih Pak?
IN: Kalau dilihat dari fasilitas memang enak, semua orang menginginkannya.. tetapi iya,tentu saja belum tentu enak.. setiap orang pasti punya cita-cita untuk mempunyai jabatan, tapi mempunyai tanggung jawab yang besar itu juga tidak lah mudah,karena jabatan adalah amanah. Kalau cita-cita saya menjadi PNS ya semoga derajatnya terus naik, menjadi orang yang lebih baik untuk melayani masyarakat.
MC: Pacitan ini mempunyai potensi yang sangat banyak, apa harapan bapak dengan potensi itu?
IN: Harapan saya potensi-potensi ini bisa di manfaatkan oleh seluruh rakyat Pacitan. Namun, masih banyak syarat yang harus terpenuhi. Yang pertama adalah akses. Akses yang kita punyai masih seperti ini, masih sulit. Yang kedua, adalah sikap mental dari masyarakat itu sendiri. Apakah sikap dari masyarakat itu mendukung atau malah menghambat. Bagaimana pun juga pemerintah juga tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan masyarakatnya. Saya bisa seperti ini karena dukungan dari orang lain. Kalau tidak ada dukungan dari masyarakat itu sendiri, pemerintah pun juga tidak bisa jalan. Saya dalam bekerja pun juga dibantu oleh banyak orang, sampe mejaku membres koyo ngene iki.. Iki yo garapanne wong akeh.. (sambil tertawa renyah)
MC: Kalau pendapat Bapak tentang Polisi?
IN: Polisi itu bagi saya, sama-sama petugas yang diberikan amanah. Hanya tugas nya berbeda, Polisi sesuai fungsinya Polisi itu adalah pengayom. Karena dengan adanya Polisi, maka kita akan tenang. Contohnya kalau pas ada rame-rame, ooh ada Polisinya, jadinya tenang.
MC: Harapannya untuk Polres Pacitan Pak?
IN: Harapannya bisa bersinergi dengan baik dan lebih baik lagi. Bersama-sama mengabdi untuk masyarakat. Karena tantangan itu akan terus datang, makanya perlu sekali bersinergi dengan baik.
MC: Apa kata-kata bijak atau filosofi yang menginspirasi Bapak?
IN: Jadi begini, filosofi yang saya pakai itu filosofi ikan. Ikan itu kalau membusuk dari kepalanya bukan dari ekornya. Artinya, kalau pemerintahan itu jelek, yang jelek itu bukan rakyatnya tetapi pemimpinnya. Sehingga saya harus mawas diri dengan segala kekurangan dan berupaya untuk tidak menjelek-jelekkan orang lain, saling hormat-menghormati. Kalau semuanya bisa saling ber-empati, itu akan enak. Jika ada yang salah bisa kita benarkan bersama-sama.
MC: Siapa tokoh atau figur yang menjadi inspirasi Pak Indarto?
IN: Tokoh yang menginspirasi saya adalah tokoh Semar. Karena dengan segala kesederhanaanya dan selalu mengajak tumindak becik. Pamong yang sabar dan bijaksana. Tapi ya saya sendiri belum bisa seperti itu, karena itu tidaklah mudah.
MC: Kalau kuliner Pak? Apa kuliner favorit Bapak?
IN: Kuliner favorit saya, ya HIK.. karena nasi bungkus nya enak pas porsinya. Pilihan lauknya juga banyak, ada tempe, tahu dan sebagainya. Saya dulu juga suka dengan bakso. Kadang kalau senggang menyempatkan bersama-sama keluarga makan bakso.
MC: Kalau hobi Pak?
IN: Saya senang jalan-jalan. Maksudnya jalan kaki untuk kesehatan. Tapi sekarang jarang saya lakukan karena kesibukan. Kalau dulu saya sregep jalan-jalan..
MC: Apa pesan-pesan bapak kepada masyarakat?
IN: Yah, saya berharap semua bisa menyadari kekurangan masing-masing.. supaya hidup kita luwih ayem tentrem. Kalau semuanya tenteram kan isa di atur kanthi luwih penak.. Nek salah kuwi wis mesti, tidak ada orang yang sempurna (sambil tertawa santai).
Demikian sekedar cuplikan obrolan dengan bapak Drs.Indartato,MM bupati Pacitan, dengan segala kesahajaannya, keramahannya dan dedikasinya untuk bisa menjadi pelayan masyarakat yang baik. Bapak 3 orang anak ini mempunyai harapan yang besar untuk bisa memajukan Pacitan. Dengan berbagai upaya program yang beliau lakukan berserta jajarannya. Seperti Program yang beliau canangkan yaitu Grindulu Mapan atau Gerakan Terpadu Mensejahterakan Masyarakat Pacitan, yang masih terus diupayakan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat Pacitan. (http://majalahcendela.com/bapaknya-masyarakat-pacitan/)

Komentar